Sleman
Kasus DBD Tertinggi di Sleman, Camat Gamping Sebut Pesatnya Perkembangan Penduduk Jadi Sebabnya
Dari 122 kasus DBD di Kabupaten Sleman, tercatat ada 28 kasus DBD di Kecamatan Gamping.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Hingga 14 Februari 2019, tercatat setidaknya terdapat 122 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman.
Data tersebut diperoleh Tribunjogja.com dari Dinas Kesehatan Sleman.
Gamping menjadi kecamatan dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Sleman.
Berdasarkan data tersebut, tercatat ada 28 kasus DBD di kecamatan ini.
Camat Gamping Arief Marwoto beralasan perkembangan penduduk yang begitu pesat menjadi penyebabnya.
"Apalagi saat ini pembangunan kos dan kontrakan di Gamping juga semakin gencar," kata Arief saat ditemui Tribunjogja.com di Dusun Geplakan, Banyuraden, Gamping pada Jumat (15/02/2019).
Baca: Palette: Tips Memakai Maskara untuk Pemula
Arief juga mengakui bahwa kecamatan yang dikelolanya selalu masuk dalam tiga besar dalam jumlah kasus DBD.
Pada 2018 lalu, Gamping juga meraih predikat yang sama.
Meski demikian, Arief memastikan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan sekaligus menekan penyebaran DBD.
Penyuluhan ke masyarakat pun terus dilakukan, demi mengubah pola pikir dan kebiasaan mereka agar bisa hidup lebih bersih.
Baca: Antisipasi DBD, Wabup Sleman Pantau Gerakan Jumat Bersih di Gamping
"Salah satunya melalui Gerakan Jumat Bersih (GJB) ini," ujar Arief.
Berdasarkan hasil pemantauan GJB di Dusun Geplakan, Dinkes Sleman menemukan delapan rumah warga positif terdapat jentik nyamuk.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sleman Novita Krisnaini pun meminta warga agar rajin membersihkan lingkungan rumah, termasuk melakukan gerakan 3 M plus.
"Barang-barang bekas yang menumpuk harus segera dibersihkan, agar tidak menjadi sarang nyamuk," pesan Novita.(*)