Pendidikan

Daur Ulang Jadi Bahan Aspal, Cara Menekan Polusi Sampah Plastik

Tim Peneliti Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik FT UGM mulai memikirkan apa solusi yang tepat untuk setidaknya mengurangi dampak buruk plastik.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
hasil cacahan plastik setelah diolah oleh mesin 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Plastik sudah lama menjadi bagian dari isu pencemaran lingkungan.

Sebab plastik tergolong bahan yang sulit diurai oleh alam.

Prosesnya pun bisa memakan puluhan tahun.

Melalui pemikiran tersebut, Tim Peneliti Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik FT UGM mulai memikirkan apa solusi yang tepat untuk setidaknya mengurangi dampak buruk plastik.

Lalu, terbersitlah dalam pikiran mereka untuk membuat mesin pencacah plastik.

"Idenya dikembangkan sejak awal 2018 lalu, apalagi saat itu Kementerian PUPR RI juga membutuhkan bahan plastik untuk bahan campuran aspal," jelas Ketua Tim Peneliti, Muslim Mahardika saat ditemui Tribunjogja.com, Kamis (14/02/2019).

Baca: KemenPUPR RI Pesan 1000 Mesin Pencacah Plastik Buatan FT UGM

Menurut Muslim, plastik sebagai bahan campuran aspal untuk ruas jalan sudah dikembangkan sejak lama di mancanegara.

Bahkan telah diaplikasikan langsung.

Plastik dianggap cocok sebagai bahan alternatif lantaran sifatnya yang mirip dengan bahan aspal pada umumnya.

"Apalagi plastik dan aspal juga sama-sama dari minyak bumi," kata Dosen Teknik Mesin FT UGM ini.

Sesuai permintaan KemenPUPR RI, mesin ini pun dibuat khusus untuk mencacah plastik kresek.

Sebab jenis ini tergolong banyak ditemukan dan menjadi sampah di lingkungan masyarakat.

Lewat mesin ini, plastik akan dimasukkan ke dalam sebuah wadah.

Secara otomatis, kumpulan plastik tersebut akan masuk ke bagian pisau yang akan mencacah plastik tersebut hingga halus.

Baca: Atasi Sampah Plastik, Fakultas Teknik UGM Kembangkan Mesin Pencacah Kresek

Menurut Muslim, mesin ini bisa mencacah plastik hingga ukuran maksimal 4x4 milimeter.

salah satu sampel cacahan plastik dengan tingkat terhalus yang bisa dihasilkan, yaitu berukuran 4x4 mm
salah satu sampel cacahan plastik dengan tingkat terhalus yang bisa dihasilkan, yaitu berukuran 4x4 mm (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Ukurannya pun bisa dibuat sesuai kebutuhan, dengan mengatur lebar penyaring di bawah pisau pencacah.

"Pisaunya pun kami desain khusus dengan dua macam, yaitu statis dan dinamis," kata Muslim.

Ada tiga ukuran mesin yang dikembangkan oleh Muslim bersama timnya.

Tiap mesin disesuaikan dengan kapasitas cacahan plastik yang dihasilkan.

Ukuran kecil bisa menghasilkan cacahan sebanyak 10-20 kg per jam, sementara ukuran besar kapasitasnya bisa mencapai 40-50 kg per jam.

Mesin ini menggunakan teknologi listrik.

Namun tenaga yang dibutuhkan hanya sekitar 2-5 PK. Satu PK setara dengan 745,7 watt.

Sementara mesin pencacah lainnya membutuhkan daya sebesar 7-10 PK.

mesin pencacah plastik kresek inovasi Tim Peneliti FT UGM di latar belakang
mesin pencacah plastik kresek inovasi Tim Peneliti FT UGM di latar belakang (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

"Mesin ini jadinya cocok untuk sektor rumah tangga yang daya listriknya rendah, dan ini juga menjadi permintaan KemenPUPR," kata Kepala Prodi Teknik Mesin S2 FT UGM ini.

Baca: Semua Mamalia Laut dalam Studi Ini telah Terinfeksi MIkroplastik

KemenPUPR RI pun terkesan dengan inovasi dari para dosen dan mahasiswa FT UGM ini.

Terbukti dengan ditunjuknya BUMN PT. Barata Indonesia untuk memproduksi mesin ini secara massal.

KemenPUPR meminta 1000 unit mesin, di mana 500 unit menjadi bagian dari kontrak awal di tahun ini.

Sejauh ini, menurut Muslim, telah diproduksi 187 unit mesin pencacah plastik kresek.

Nantinya, mesin pencacah tersebut akan diberikan secara gratis ke kelompok-kelompok pengelola bank sampah.

Selain membantu menyediakan pasokan plastik untuk aspal, masyarakat juga bisa mengembangkan UKM.

"Nantinya warga juga akan menerima pelatihan terlebih dahulu sebelum mesin digunakan," jelas Muslim.

Muslim berharap mesin inovasi timnya bisa membantu mengurangi polusi sampah plastik yang ada di lingkungan.

"Ini juga menjadi upaya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik ke depannya," ujar Muslim.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved