Kota Yogyakarta

Mengintip Potensi Kebun Plasma Nutfah Pisang Kota Yogyakarta

Kebun Plasma Nutfah Pisang Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyuguhkan 350 varietas pisang.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Petugas Teknis Lab Kultur Jaringan, Ani Widiastuti saat menunjukkan kultur jaringan pisang di laboratorium Kebun Plasma Nutfah Pisang, Senin (28/1/2019). 

Adapun varietas pisang yang sering dikembangbiakkan dengan kultur jaringan meliputi Pisang Raja Bagus, Ambon, Kepok, Cavendis, dan Mas.

"Pisang Raja itu tunasnya tidak sebanyak jenis pisang lain. Melalui kultur jaringan ini, jumlahnya bisa diperbanyak dengan cepat," bebernya.

Baca: Bantu Turunkan Berat Badan hingga Cegah Diabetes, Ini Manfaat Makan Pisang bagi Tubuh

Meski demikian, Ani tak memungkiri terdapat beberapa kendala untuk mengembangkan kultur jaringan di Kebun Plasma Nutfah Pisang di sana.

Mulai dari SDM yang terbatas hingga tempat yang dinilai masih terlalu sempit untuk menampung kultur jaringan dalam jumlah yang lebih besar dari saat ini.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto mengatakan bahwa keunggulan dari kultur jaringan yakni menghasilkan tunas pisang dengan umur yang seragam, satu pohon bisa ditumbuhkan hingga ratusan, bebas dari penyakit, dan memiliki rasa yang sesuai dengan induknya.

"Pisang Raja cenderung anakannya sedikit, bisa banyak dengan kultur," ucapnya.

Ia menuturkan permintaan pasar akan tunas hasil kultur jaringan banyak, meski masih lebih banyak warga yang membeli tunas pisang bukan dari kultur jaringan.

"Karena persepsi warga, lebih mantep kalau lihat tunas yang sudah tinggi," tuturnya.

Baca: Musa Ingens, Pohon Pisang Raksasa di Papua yang Bisa Tumbuh Hingga Setinggi 25 Meter!

Dalam setiap harinya, Sugeng mengungkapkan bibit pisang yang terjual sebanyak 50 bibit pisang tunas dan 20 bibit hasil kultur jaringan.

"Bagi yang punya lahan bisa membeli langsung ke kami, tunas maupun kultur. Tunas ambil langsung di kebun. Harganya murah, tunas tinggi 1 meter harganya Rp 8 ribu, kultur jaringan juga sama harganya," ucapnya.

Ia menuturkan, lahan pertanian di Kebun Plasma Nutfah Pisang tersebut sudah selama 20 tahun menjadi rumah bagi para pisang.

Tak heran bila buahnya tak sebesar bila ditanam di lahan lain yang notabene baru pertama kali ditancapi pohon pisang.

"Lahannya sudah terlalu penat. Butuh waktu yang lama untuk menyuburkan lahan ini lagi," ucapnya.

Sugeng menyebutkan, tak hanya menjual bibit pohon pisang, di Kebun Plasma Nutfah Pisang juga menyediakan berbagai olahan pisang.

Di antaranya adalah kerupuk bonggol pisang, keripik pisang, tepung pisang, dan sari minuman pisang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved