Pemeriksaan CCTV Ungkap Kronologi Tewasnya Suporter Seusai Nonton PSS Sleman vs Persis

korban yakni Muhammad Asadulloh Alkhoiri (19) warga Jatinom Klaten tengah di dalam perjalanan pulang usai menonton sepak bola.

Editor: Iwan Al Khasni
Net
Ilustrasi pelemparan batu 

Pemeriksaan CCTV Ungkap Kronologi Tewasnya Suporter Seusai Nonton PSS Sleman vs Persis

TRIBUNjogja.com SLEMAN --- Kasus tewasnya warga Klaten usai laga sepak bola di Stadion Maguwoharjo masih ditangani pihak kepolisian.

Kepolisian mengatakan sudah mengantongi profil terduga pelaku yang bukan berasal dari tim sepak bola yang saat itu bertanding.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo memastikan pelaku bukan berasal dari kelompok suporter yang usai bertanding di Stadion Maguwoharjo.

"Pelaku bukan dari dua kubu yang bertanding saat itu. Masih kelompok tak dikenal yang datang dari arah timur menuju barat," ujarnya Senin (21/1/2019).

Kepolisian sudah melakukan penyelidikan di lokasi kejadian, dan memeriksa sejumlah saksi.

Berdasarkan keterangan saksi itu, memang terlihat sebelum kejadian ada seseorang yang mengambil batu.

Batu itu digunakan sebagai senjata dengan dilemparkan ke arah korban yang saat itu melintas di Jalan Solo-Yogjakarta, Cupuwatu, Kalasan.

Saat itu, korban yakni Muhammad Asadulloh Alkhoiri (19) warga Jatinom Klaten tengah di dalam perjalanan pulang usai menonton sepak bola.

Sepeda motor yang dikendarai korban dan adiknya sempat mendahului kelompok suporter Persis.

Di saat itulah, dari arah berlawanan muncul gerombolan tak dikenal.

Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah memaparkan pihaknya akan memeriksa keterangan dari para suporter yang kebetulan melintas di jalan yang sama dengan korban.

Selain itu, pemeriksaan cctv juga dilakukan untuk menganalisa profil pelaku beserta arah mereka datang dan kabur.

"Kami telah mendapatkan barang bukti batu yang digunakan untuk melempar korban. Sepeda motor milik korban yang di dalamnya terdapat sleyer salah satu klub. Korban ini saat mengendarai sedang tidak mengenakan atribut apapun," terangnya. 

Saat kejadian berlangsung, korban yang terjatuh sempat bangun untuk memeriksa motornya.

Namun akhirnya ambruk tak sadarkan diri.

Setelah di periksa di RSI PDHI Kalasan, korban dirujuk ke RS Sardjito.

Sayangnya nyawa korban tak tertolong dan meninggal Sabtu malam (19/1/2019).

Akibat serangan itu, korban mendapat luka di bagian dalam tubuhnya, yakni robeknya organ hati.

Wadah Suporter DIY Mengutuk

Sejumlah wadah suporter klub sepakbola di Yogyakarta mengutuk tindak kekerasan yang menewaskan Muhammad Asadulloh, seusai menyaksikan Celebration Game, antara PSS Sleman kontra Persis Solo, di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (19/1/2019) malam lalu. 

Pentolan Brigata Curva Sud (BCS), salah satu wadah suporter PSS Sleman, Jaguar Tominangi, mengatakan bahwa korban merupakan pendukung Super Elang Jawa. Berdasar informasi, imbuhnya, korban meninggal dalam perjalanan pulang menuju Klaten.

Baca: Aksi Pencabulan di Semak-semak Gagal karena Pelaku Digigit Semut, Korban Lari Selamatkan Diri

Suporter PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo
Suporter PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo (TRIBUNjogja.com | Bramasto Adhy)

"Kabarnya dilempar batu oleh sekelompok pengendara yang berlawanan arah, saat kepulangan di sekitaran Jalan Solo. Tentu, kami turut berduka cita dan sangat menyesalkan. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali," katanya, Senin (21/1).

Presiden Brajamusti, wadah suporter PSIM Yogyakarta, Berhanudin menuturkan, semua pecinta sepakbola, di wilayah DIY pada khususnya, tidak ada yang menginginkan hal tersebut terjadi. Ia pun berharap, kejadian ini menjadi yang terakhir dan tak terulang lagi.

"Sedih, sangat prihatin atas kejadian ini. Brajamusti mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Kekerasan terhadap suporter tidak boleh terulang kembali," tandasnya.

Pria yang akrab disapa Thole itu mengatakan, antar wadah suporter DIY bisa menjalin komunikasi intensif, untuk menciptakan iklim sepakbola yang benar-benar kondusif dan aman bagi semua kalangan. Hal tersebut, juga demi kemajuan pesepakbolaan DIY.

Baca: 21 Artis Diduga Terlibat Prostitusi Online, Mulai BJ, M, AM, UY, PP, TA, SN, WA, RP Hingga WH

Suporter PSIM YOgyakarta
Suporter PSIM Yogyakarta (surya)

"Selain itu, kami juga berharap banyak pada pihak berwajib, untuk menyelesaikan kasus kekerasan terhadap suporter klub sepakbola, sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum The Maident, wadah suporter PSIM lainnya, Rendy Agung Prasetya, berharap adanya konsolidasi antar kelompok supporter, agar tercapai kesepakatan yang kuat, sebagai pedoman bersama, sehingga tidak terjadi tindak kekerasan.

Ia mengakui, dunia sepakbola ini menjadi semakin tidak menarik, apabila masih harus menemui kejadian-kejadian serupa.

"Semoga kejadian ini juga mengingatkan kita untuk mengedepankan akal sehat, berpikir sebelum bertindak, dan mematuhi aturan, sehingga tidak ada lagi perselisihan antar supporter di Indonesia," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved