Kota Yogyakarta

Tolak Aura Negatif, Dodok Sesalkan Kebijakan Pencabutan Moratorium

Aksi ini disebutkannya untuk melibas aura jahat dan bentuk negatif lain yang melekat pada pengayom masyarakat.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Dodok Putra Bangsa sedang menggelar ritual menangkal aura negatif di Pemerintahan Kota Yogyakarta, Rabu (9/1/2019). 

Lalu, di awal 2019, Pemerintah Kota Yogyakarta membuka kembali izin pembangunan hotel berbintang demi alasan investasi dan mendorong pertumbungan ekonomi.

"Padahal, daya dukung lingkungan kota ini sudah begitu terbebani dengan pembangunan 88 hotel baru sejak 2014, serta pembangunan sejumlah apartemen sejak 2016," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal) nomor 85 tahun 2018 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel.

Baca: Sambut NYIA, PHRI Sleman Sebut Pembangunan Hotel Baru Belum Mendesak

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan bahwa dengan terbitnya Perwal tersebut, maka izin pembangunan hotel kembali dibuka.

Hanya saja terbatas untuk hotel bintang 4, hotel bintang 5, serta guest house atau home stay.

Ia menyebutkan, saat ini total hotel maupun penginapan di Kota Yogyakarta yang terdata berjumlah 624 unit.

Jumlah tersebut terdiri dari hotel bintang 5 sejumlah 4 hotel, bintang 4 sejumlah 14 hotel, bintang 3 sejumlah 30 hotel, bintang 2 sejumlah 19 hotel, bintang 1 sejumlah 19 hotel, Melati 3 sebanyak 29 hotel, Melati 2 sebanyak 43 hotel, Melati 3 sebanyak 314 hotel, dan losmen 152 buah.

"Semua itu memiliki kapasitas 14-20ribu. Sementara saat liburan Natal dan tahun baru kemarin semua hotel penuh. Bahkan saya dengan ajudan menemukan wisatawan di 5-6 mobil harus nginap di SPBU. Artinya pada hari libur, Yogya sampai menolak tamu," bebernya dalam Jumpa Pers mengenai moratorium, di Ruang Sadewa Balaikota Yogyakarta.

Selain terkait lonjakan wisatawan, Heroe juga menyebut perihal potensi New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang dijadwalkan beroperasi perdana pada 2019 ini.

"Kami juga melihat kondisi strategis bahwa triwulan pertama harapannya akan memiliki bandara baru. Bandara Adisutjipto saat ini membawa 7.000-8.000 penumpang per hari biasa. Bandara baru ini harapannya bisa 15-25ribu orang per harinya," ujarnya.

Dengan mempertimbangkan kondisi itu, lanjutnya, serta kondisi strategis dan pertumbuhan penumpang, maka potensi muncul pada bandara baru serta fasilitas wisatawan.

"Pada 2019 kami akan membuka izin mendirikan hotel, tapi sangat terbatas. Terutama membuka untuk bintang 4 dan 5 serta guest house," ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM/Kurniatul Hidayah)

 

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved