Yogyakarta
Setelah dari Kantor Gubernur, Massa Aksi Tolak-Klitih Melanjutkan Aksinya di Mapolda DIY
Aksi ini merupakan wujud keprihatinan masyarakat atas fenomena kriminal yang terjadi akhir-akhir ini marak terjadi.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Ari Nugroho
Yanto Sumantri Ketua Info Cegatan Jogja yang turut hadir dalam aksi ini dan menjadi fasilitator massa aksi menerangkan jika aksi ini merupakan wujud nyata dari keprihatinan yang sering dibicarakan di media massa.
Baca: Massa Aksi Damai 9119 Minta Istilah Klitih Dihilangkan
"Sebenernya kita hanya fasilitator saja. Saya pribadi ingin temen-teman tidak hanya berbicara di sosmed, ketika membuat gerakan ya ayo. Jangan hanya galak-galak di sosmed, kalau hanya di sosmed saya bisa lebih galak. Tapi coba turun ke lapangan," ungkapnya.
Untuk mempersiapkan aksi ini, Yanto mengaku rela untuk libur dua hari kerja bersama teman-teman yang lainnya.
"Saya libur dua hari, bahkan ada temen-teman yang dari hari Minggu libur untuk mempersiapkan ini. Persiapan kita hanya tiga hari, alhamdulillah lancar. Jumlah massa kalau dari awal mungkin seribu, tapi tidak semua kita ajak kesini, ada ibu dan anak yang kita minta untuk langsung pulang," ungkapnya.
Yanto menerangkan, jika aksi kekerasan jalanan yang dilakukan oleh anak di bawah umur sendiri sangat berkaitan dengan cara orangtua mendidik anaknya.
Oleh karenanya, dia menghimbau agar para orangtua bisa mengawasi dan mendidik anak dengan baik
"Saya lihat kalau masalah kekerasan di jalanan itu karena pendidikan, cara orangtua mendidik anak dan sikap orangtua saat menghadapi anak. Untuk gerakannya semacam ini sudah kita lakukan sebelum ini. Ini hanya pembuktian kalau tidak hanya bicara di sosmed, hanya untuk mempertajam, bahwa kita sungguh-sungguh," terangnya (TRIBUNJOGJA.COM)