Magelang

Uang Rupiah Tak Laku di Pasar Kebon Watu Gede Magelang, Mereka Gunakan Benggol untuk Alat Bayar

asar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Rendika Ferri K
Benggol sebagai ganti alat pembayaran Pasar Kebon Watu Gede 

Selama sembilan bulan Pasar ini berjalan, dampaknya begitu terasa, baik dari segi pariwisata yang semakin berkembang, dan ekonomi warga sekitar yang juga meningkat.
Kurang lebih ada 60 pedagang yang ada di Pasar Kebon Watu Gede, dan semuanya berasal dari masyarakat lokal. Belum lagi, dampak ke warung-warung di sekitar pasar, dan
pendapatan desa dari parkir kendaraan.

Promosi wisata dilakukan menggunakan sosial media. Pengelola pasar berjejaring dengan para penggiat wisata yang aktif di media sosial untuk mempromosikan pasar Kebon
Watu Gede. Promosi pun cukup berhasil, sampai pasar ini dijuluki pasar digital karena sangat dikenal di dunia maya.

Pengembangan pariwisata pun akan terus dilakukan di Pasar Kebon Watu Gede. Pengelola bahkan tengah menyiapkan konsep wisata yang baru, dengan memanfaatkan potensi alam
yang masih indah dan asri di sekitar pasar Kebon Watu Gede.

"Kami ingin lebih mengembangkan potensi wisata yang ada di sini. Potensi alam akan dikembangkan. Keberadaan pasar, ini juga sedikit banyak turut mempromosikan
pariwisata yang ada di Kabupaten Magelang, sehingga wisatawan akan berdatangan di sini. Pariwisata akan terus maju dan berkembang," kata Ari.

Suasana Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Minggu (23/12/2018). Pasar ini menawarkan nuansa wisata yang berbeda dengan memadukan wisata kuliner, wisata alam, wisata seni dan kebudayaan tradisional.
Suasana Pasar Kebon Watu Gede di Dusun Jetak, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Minggu (23/12/2018). Pasar ini menawarkan nuansa wisata yang berbeda dengan memadukan wisata kuliner, wisata alam, wisata seni dan kebudayaan tradisional. (Tribunjogja.com | Rendika Ferri K)

Promosi Wisata di Lereng Sumbing

Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang, Zumrotun Rini Sulistyowati, mengatakan, konsep dari pasar
ini sangat unik dengan menyematkan nuansa pasar tradisional sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Pasar Kebon Watu Gede.

"Konsep ini sangat unik, dan berbeda dengan pasar lain. Pengelola membuat pasar bernuansa kuno, sekaligus sebagai spot wisata. Adanya gubuk-gubuk tradisional, makanan
tradisional, minuman tradisional, pernak-pernik hasil dari masyarakat, semua membuat pasar ini menjadi destinasi wisata yang menarik di kunjungi," kata Zumrotun.

Keberadaan dari pasar Kebon Watu Gede ini juga menambah destinasi wisata pilihan yang ada di Kabupaten Magelang, khususnya di daerah utara yang saat ini memang tengah
dikembangkan oleh pemerintah daerah.Hal ini akan mendorong destinasi wisata lain yang ada di sana dapat tumbuh dan bermunculan.

"Keberadaan pasar ini dapat meningkatkan promosi wisata di sekitar lereng Sumbing, dimulai dari Pasar Kebon Watu Gede, Bandongan, merambah ke destinasi wisata yang
lain di sekitar sumbing," katanya.

Kegiatan malam hari juga diadakan untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan. Seperti event Kebon Wengi Watu Gede yang diadakan pada Sabtu (22/12) dan Minggu (23/12),
menyuguhkan pertunjukkan kesenian seperti Sendratari Manohara dan obar-abir, kemudian konser musik, dan atraksi wisata pelepasan lampion.

"Kita membuat kegiatan di malam hari, ini agar lama tinggal wisatawan dapat meningkat. Secara keseluruhan kami ingin event ini terus berkembang dengan pesat, pasar
digitalnya lebih luas lagi dan banyak dikenal, dan banyak yang datang kesini, dan untuk kita meningkatkan perekonomian masyarakat," katanya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved