Memahami Proses Indonesia Kuasai Mayoritas Saham Freeport, Berikut Penjelasan Rhenald Kasali
Berikut ini penjelasan Rhenald Kasali mengenai proses divestasi Freeport sehingga mayoritas saham Freeport bisa dikuasai
Jika kita memutus kontraknya di 2021, Freeport akan sangat mudah membawa pergi itu semua keluar dari Indonesia.
"Kalau ambil buminya saja, ya kita pasti tak perlu bayar apa-apa. Tapi kalau mau pikir lebih panjang sedikit, maka kita perlu ambil saham PT-nya, untuk apa? untuk kuasai teknologi dan asetnya, ikut memimpin perusahaan. Maka itulah langkahnya, beli sahamnya dong," kata Rhenald.
Menurut Rhenald, yang ingin dikuasai pemerintah adalah teknologi tingkat tinggi dengan resources and development dalam bidang pertambangan yang luar biasa.
Untuk eksploitasi tambang grasberg dibutuhkan teknologi yang canggih.
"Memang tambang Freeport fase ke dua ini ada di bawah tanah. Cadangannya cukup untuk usaha 40-50 tahun ke depan.
Tapi untuk masuk ke terowongan itu kita harua naik ke puncak yang tinggi dulu dengan kendaraan ber cc tinggi tadi menanjak sekitar 45 derajat sekitar dua jam dari bawah dan perlu teknologi yang mahal.
Apa ini akan ditinggal oleh Freeport kalau KK tahun 2021-nya berakhir?" ungkap Rhenald.
Baca: AS Marah Besar dan Kirim Pasukan saat Jokowi Ingin Ambil Alih Freeport
Mekanisme pembayaran PT Inalum menerbitkan global bond untuk membeli mayoritas saham Freeport.
Menurut Rhenald langkah itu sudah tepat.
"Namannya juga bisnis, mana ada bisnis atau pembiayaan yang tak beresiko, lebih beresiko lagi kalau belinya pakai loan atau APBN, karena rupiah akan langsung tertekan. Ini kan kita berada di tengah-tengah era trade war," kata dia.
"Begitu pinjam pakai loan, maka tahun depan sudah langsung harus bayar interest besar-besaran dan pokoknya sekaligus.
Beda dengan bond, pokoknya dibayar di belakang. Artinya kita bisa menabung, dapat bunga pula," sambungnya.
Rhenald menuturkan, laporan keuangan Freeport menyebutkan EBITDA-nya dalam setahun sekitar 4 miliar dollar AS.
Adapun net profitnya tercata 2 miliar dollar AS per tahun.
"Maka kalau kita beli sahamnya dalam skema divestasi ini senilai 4 miliar dollar AS, dalam 4 tahun global bond itu sudah bisa dibayar dari devidennya saja.