Gunungkidul
Wacana Kembalikan PMP Dapatkan Beragam Reaksi di SMP N 2 Wonosari Gunungkidul
Wacana menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mendapatkan berbagai reaksi dari guru dan murid SMP N 2 Wonosari.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Wacana menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) mendapatkan berbagai reaksi dari guru dan murid SMP N 2 Wonosari.
Satu diantara guru SMP N 2 Wonosari, Siti Fatimah mengatakan ia setuju saja jika PMP dihidupkan kembali mengingat banyaknya pengaruh buruk yang dari dampak perkembangan zaman.
"Setuju saja tetapi harus ada perbedaan dibanding PMP zaman dulu, kalau dulu hanya hafalan saja yang ditonjolkan," kata Siti saat ditemui Tribunjogja, Kamis (29/11/2018).
Ia mengatakan saat ini yang lebih diutamakan adalah praktiknya bagaimana Pancasila diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat.
"Percuma saja kalau PMP hanya berupa hafalan seperti dulu, saat ini yang terpenting adalah praktiknya. Mengingat banyak pengaruh buruk dari perkembangan teknologi," katanya.
Baca: Ayo Gelorakan Pancasila untuk Perkuat Persatuan Bangsa Indonesia
Siti mengungkapkan sebenarnya PMP dapat mendukung pendidikan karakter di sekolah-sekolah, karena dengan adanya PMP dapat menekankan moral pancasila dapat ditanamkan ke siswa sedini mungkin.
"Tentu saja PMP sangatendukung untuk pendidikan karakter, bagi saya PMP dapat mengena langsung ke peserta didik karena yang dibelajarkan memang moral yang berkepribadian Pancasila itu seperti apa," katanya.
Menurutnya PMP tidak hanya ditekankan pada moral saja, tetapi siswa juga diajarkan bagaimana proses pembuatan Pancasila.
Siti mengatakan dalam proses pembuatan Pancasila tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan dari proses tersebut ada nilai-nilai dari tokoh pembuat Pancasila yang muncul dan dapat dicontoh oleh peserta didik.
"Peserta didik membutuhkan contoh dari tokoh-tokoh tersebut," imbuhnya.
Baca: Adakan Pekan Pancasila, UIN Sunan Kalijaga Undang Presiden RI Joko Widodo
Siti mengatakan, dengan PMP dapat melindungi siswa dari paparan idiologis radikal,
"Tentu saja dapat melindungi siswa dari paham-paham radikal, karena hal tersebut juga sudah tercantum di Undang-Undang," imbuhnya.
Sementara itu satu di antara siswa SMP N 2, Nur Azizah Yulia Rohma mengutarakan pendapat yang berbeda, dirinya tidak setuju jika PMP diajarkan kembali dibangku sekolah.
"Menurut saya PMP hanya fokus pada ideologi pancasila, sedangkan pada pelajaran PPKN kita tidak hanya belajar mengenai Pancasila saja tetapi Ideologi yang ada," katanya.