Daun Kering Disulap Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi di Kriya Tulang Daun Unnes
daun tua dari tanaman berkayu ini disulap menjadi bahan baku beragam kerajinan bernilai seni tinggi
Laporan Wartawan Tribun Medan/Eti Wahyuni
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Berbahan daun tua yang sudah rontok, kriya tulang daun bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis kerajinan mulai sebagai kanvas lukisan, gantungan kunci, hingga dikreasi menjadi bunga unik nan cantik.
"Mengembangkan kriya tulang daun menjadi beragam kerajinan adalah program kami, yang alhamdulillah didukung Bank Mandiri" ujar Prof Amin Retnoningsih, Founder Kriya Tulang Daun Unnes, dalam acara Media Training Mandiri di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Kamis (29/11/2018).
Dengan bahan yang secara umum dianggap sebagai sampah, daun tua dari tanaman berkayu ini disulap menjadi bahan baku beragam kerajinan.
Bahan lain yang dibutuhkan adalah kalium hidroksida (KOH) dan air.
Proses pembuatannya sangat mudah hanya dibutuhkan kesabaran dan ketelitian.
Didampingi sejumlah mahasiswanya, Prof Amin mempraktikkan cara pembuatan kriya tulang daun di depan peserta training yang terdiri puluhan awak media dan jajaran manajemen Bank Mandiri.
Sebagai langkah awal, air dicampar bahan KOH dengan perbandingan 5 liter air ditambah KOH 3 sendok.
Selanjutnya daun yang telah dikumpulkan direbus menggunakan api kecil.
Durasi perebusan berbeda tergantung karakter daun. Semakin keras daun dibutuhkan waktu lebih lama.
Daun mahoni adalah jenis daun yang paling cepat waktu perebusannya atau hanya membutuhkan waktu 15 menit.
Sedangkan proses perebusan yang paling lama membutuhkan waktu hingga satu setengah jam adalah daun durian. Setelah daun melunak, sikat daun secara perlahan menggunakan kuas yang lembut sehingga hanya tulang daunnya yang tersisa.
Untuk membuat tulang daun menjadi putih, rendam dalam campuran air dan kaporit dengan perbandingan 1 banding 4 selama 15 menit. Selanjutnya kriya tulang daun bisa dikreasikan sesuai keinginan anda.
Prof Amin mengatakan, untuk saat ini, lukisan berkanvas kriya tulang daun yang paling populer.
Bahkan sejumlah BUMN juga sudah menjadi langganannya termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI). Perusahaan ini membuat lukisan kereta api di atas kriya tulang daun sebagai ikon dan suvenir untuk mitra dan kolega.
Wajah sejumlah tokoh terkenal juga sudah dibuat seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana serta Dirut Bank Mandiri. Soal harga amin mengatakan, tergantung tingkat kesulitannya.
Untuk membuat lukisan ini, Prof Amin menggandeng salah satu mahasiswa terbaik dan berbakat dari Unnes yang kini sudah menjadi alumni, Husni Mubarokh. Tahun depan ia akan menggelar pameran tunggal lukisan kanvas kriya tulang daun bersamaan dengan milad Unnes.
Prof Amin menjelaskan Kriya Tulang Daun Unnes telah menjalin kerjasama dengan Bank Mandiri sebagai mitra binaan.
"Saat itu saya mengikuti pameran kecil-kecilan dan ternyata ini menarik minat Bank Mandiri yang melihat kok sampah begini bisa dijadikan sebagai kerajinan," ujarnya.
Syaiful Azahar Chaniago, Pria yang Bakar Diri Meninggal Dunia setelah Sempat Kritis
Prof Amin menjelaskan, kerajinan kriya daun ini telah dipesan sebagai oleh-oleh dari berbagai negara.
"Sudah dipesan dari negara seperti Thailand dan Singapura. Bahkan sudah ada di seluruh benua sebagai suvenir. Media promosi kita hanya melalui pameran," ujarnya.
Bank Mandiri meyakini Indonesia memiliki potensi pertumbuhan kewirausahaan yang sangat besar. Bandingkan negara lain seperti Malaysia dan Singapura, Indonesia masih berada jauh di bawah.
"Pada tahun 2013, jumlah kewirausahaan Indonesia 1,6 persen sementara Malaysia sudah 3 persen. Negara Singapura lebih besar lagi mencapai 7 persen dan Jepang mencapai 10 persen," ujar Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri dalam kesempatan tersebut.
Dilatarbelakangi hal tersebut Bank Mandiri mendorong pertumbuhan kewirausahaan dengan menggandeng 656 kampus.
Generasi muda terutama mahasiswa menjadi sasaran karena selain mendorong pertumbuhan kewirausaan untuk generasi millenial juga berupaya mengubah mindset agar jangan lulusan kampus berpikir untuk menjadi ASN atau bekerja di perusahaan tapi menciptakan lapangan kerja.
Dikatakannya, program ini dilakukan sejak tahun 2007 secara bertahap. Program yang dialkukan di antaranya melakukan penelitian dengan menggandeng peneliti dari berbagai kampus, mendirikan workshop, membuat pusat bisnis di Blok M, melakukan pembinaan dan pendampingan serta lainnya.
(ew/tribun-medan.com).