Ular Piton Besar Keluar dari Hutan, Warga Diminta Waspada

Seekor ular piton berukuran besar muncul di Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari

Editor: Mona Kriesdinar
Tribun Jambi/Abdullah Usman
Ular piton yang ditangkap warga di Kabupaten Batanghari 

TRIBUNJOGJA.com, BATANGHARI - Seekor ular piton berukuran besar muncul di Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.

Ular piton "raksasa" berkulit batik itu muncul tidak jauh dari permukiman warga pada Senin (5/11/2018) sekira pukul 13.00 WIB.

Fenomena tersebut, membuat kekhawatiran warga, terutama bagi para petani karet yang kesehariannya mereka berada di perkebunan.

Ular Piton
Ular Piton (Tribun Jambi)

Kemunculan ular piton "raksasa" ini merupakan kali kesekian di Batanghari. Sebelumnya, pada pertengahan Oktober, warga Mersam juga behasil mengamankan ular piton di lokasi kebun karet warga.

Sementara di tempat lain pada 4 Oktober lalu, seorang pria bernama Boy alias Bujang juga menemuka ular berukuran besar saat dirinya tengah mencari kayu di kawasan perkebunan Desa Jambi Kecil, Kabupaten Muarojambi.

Ular Piton Sepanjang Lima Meter Gegerkan Warga Banyubening, Butuh Empat Orang untuk Menangkapnya

Penemuan ular piton sekira enam meter itu membuat warga RT 10, Desa Jambi Kecil, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi "geger".

Tiga Bocah Berjibaku Menyelamatkan Anjing yang Dililit Ular Piton

Bukan hanya ular besar yang bikin kaget. Boy juga menemukan ratusan bekas telur ular yang sudah menetas di dalam lubang pohon karet itu.

Ular Piton Diam-diam Masuk Lewat Pipa Air Bangunan Tingkat 2, Penghuni Apartemen Kena Gigit

Agar ular itu tidak lari, Boy menutup lubang pohon karet yang berisi ular menggunakan kayu.

Sementara itu, Misda, warga Desa Jambi Kecil yang membantu menangkap ular, mengatakan bahwa penemuan ular piton ini sudah yang ketujuh kalinya di Desa Jambi Kecil.

Ular Piton
Ular Piton (Tribun Jambi)

Adapun terkait temuan ular di Muara Bulian Perwakilan BKSDA Cabang Muara Bulian, Sartono, mengatakan belum menerima laporan terkait temuan ular piton.

Biasanya bila ada penemuan ular jenis piton (sawa) tersebut sudah selesai tangan di warga.

"Karena ular tersebut bukan termasuk hewan yang dilindungi, jadi biasanya diserahkan ke warga untuk dijual atau dikuliti. Selama ini kita juga tidak pernah menerima ular piton tangkapan dari warga," jelasnya.

Sartono mengatakan itu berbeda dengan binatang buas lainnya, seperti buaya.

Di Batanghari sendiri sudah beberapa kasus penangkapan buaya yang dilaporkan ke BKSDA, karena buaya sudah masuk dalam satwa dilindungi.

Menurutnya, maraknya kemunculan hewan buas seperti ular piton dari hutan, masih terbilang proses alami. Dimana saat ini curah hujan cukup tinggi, kemungkinan kawasan hutan yang didiami ular tersebut tergenang banjir dan mangsa yang sedikit.

Kondisi itu memaksa ular tersebut berpindah lokasi yang kebetulan berada di perkebunan dekat permukiman warga.

"Kalau kita hanya bisa mengimbau bagi warga untuk tetap waspada, karena tidak jarang ular tersebut ada yang berukuran besar dan mampu memangsa manusia. Ukuran sedang saja sudah bisa memangsa anak babi," paparnya kepada Tribunjambi.com.

Sartono mengatakan untuk jenis hewan merayap seperti ular, memang sedikit sulit untuk menandainya. Melihat ulat tersebut tidak meninggalkan jejak ketika berpindah dan ketika diam juga sulit untuk diketahui keberadaannya.

"Terkadang kita tidak tahu posisi ular tersebut tidur atau siap menyerang. Intinya, kita yang beraktivitas di hutan dan kebun harus berhati-hati dan waspada ," bebernya. (*/TRIBUN JAMBI)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved