Bantul

Macapat 72 Jam Nonstop di Bantul, Tembangkan Serat dan Babad Naskah Kuno

Selain naskah jenis serat, dalam gelaran macapat massal 72 jam nonstop akan ditembangkan pula naskah Babad.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Macapat massal 72 Nonstop di Bangsal Sasana Kridha, samping Rumah Dinas Bupati Bantul, Trirenggo, Bantul. 

Naskah ini menurut Projosuwasono sangat menarik.

Menceritakan tentang dinobatkannya Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai raja pada tahun 1756.

Penobatan ini sekaligus menjadi tanda berdirinya kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Dalam perjalanan waktu, Ngayogyakarta kemudian dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang dinilai oleh Projosuwasono sangat berjasa karena telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Kalau tidak ada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Republik Indonesia sudah tidak ada," tuturnya.

Karena pada waktu itu, kata Projosuwasono, Bung Karno dan Bung Hatta selaku presiden republik Indonesia dibuang oleh penjajah di pulau Bangka yang kemudian dijemput oleh Sri Sultan HB IX.

Waktu itu Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta.

"Jadi, orang bisa mengatakan, tanpa Yogyakarta Republik Indonesia sudah tidak ada. Itu yang menarik," tutur dia.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved