9 Peristiwa Serbuan Ular Paling Menggemparkan yang Bisa Bikin Kamu Merinding
Ular menyerbu tidak semata-mata ingin menyerang manusia, tapi bisa karena habitatnya rusak atau mereka tengah mencari makanan
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Terutama ini terjadi pada tahun 2017 lalu.
Dikutip dari New York Times, dalam 11 bulan pertama di tahun 2017, petugas pemadam kebakaran menerima 31,801 kali panggilan darurat terkait serbuan ular ke permukiman warga. Jumlah itu lebih banyak dari tahun sebelumnya yakni sebanyak 29,919 kali panggilan darurat di tahun 2016, dan sebanyak 10,492 kali panggilan darurat di tahun 2012.
Di tahun 2017, bahkan petugas pemadam kebakaran menerima 173 panggilan darurat terkait serbuan ular.
Ular-ular tersebut tak hanya berada di semak belukar dekat perumahan warga, namun tak sedikit yang berhasil masuk ke atap rumah warga.
Salah satunya dialami oleh seorang warga bernama Panarat Chaiyaboon.
Ia terluka akibat gigitan ular saat dirinya berada di kamar mandi. Ular piton sepanjang tiga meter itu muncul dari lubang toilet dan langsung menggigit tumitnya. Ia mengalami pendarahan hebat hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Ular itu memang berhasil ditangkap, tapi seminggu kemudian, anak Panarat yang masih berusia 15 tahun menemukan ular kembali di kamar mandi. Ini kemudian yang memaksa mereka untuk mengungsi sementara ke rumah saudaranya.
3. Ular serbu tiga kota

Ribuan ular berbisa menyerbu tiga kota di wilayah Ashanti, Ghana pada Maret 2016 lalu.
Dalam tiga hari, warga telah membunuh sekitar 300 ular yang menyerbu ke kota Essienimpong, Kwaaso, dan Piase.
Adapun Divisi Satwa Liar Komisi Kehutanan di wilayah Ashanti menyalahkan bahwa serbuan ular itu diakibatkan oleh pola pertanian penduduk yang keliru hingga merusak habitat ular.
Dalam upaya untuk mengusir reptil, petugas lingkungan dari Majelis Kota Ejisu Juaben melakukan fumigasi ke tiga kota.
"Saya tidak tahu jenis bahan kimia yang mungkin mereka gunakan untuk pertanian mereka tetapi mereka melakukan sesuatu yang menyebabkan ular-ular itu berpindah," kata ahli satwa dari kebun binatang Kumasi, Stephen Tanja.
Dia menambahkan bahwa fumigasi bukanlah pilihan terbaik karena akan mempengaruhi semua organisme hidup di daerah itu, dengan demikian menghancurkan satwa liar.
Stephen Tanja menyarankan warga untuk berhati-hati dan memanggil petugas kehidupan liar ketika ular-ular itu datang.