Menyambangi Museum Nasional Jakarta
Melihat Harta Karun Mataram Kuno, dari si Cantik Prajdnaparamita Hingga Mangkuk Emas Relief Ramayana
Museum Nasional Jakarta memiliki koleksi artefak budaya luhur dari berbagai daerah, diantaranya harta karun zaman mataram kuno
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Setiap saat pada jadwal operasional museum, ada seorang petugas keamanan dan staf museum yang menjaga dan mengawasi ruang ini. Tribunjogja.com mendapatkan kelonggaran memotret beberapa koleksi emas, untuk tujuan reportase.
Ada dua koleksi emas masterpiece di ruangan ini. Yaitu koleksi emas atau harta karun emas temuan Wonoboyo, Klaten, Jateng, dan harta karun temuan situs Muteran di Trowulan, Mojokerto, Jatim.

Selain koleksi emas, satu lagi harta karun nasional (national treasury) dipajang di ruangan ini. Yaitu arca Pradnyaparamita dari komplek Candi Singasari Malang, yang hingga saat ini diidentikkan dengan sosok jelita, Ken Dedes.
Sebenarnya ini arca Bodhisatvadewi dalam sifatnya paramita (kesempurnaan dalam kebijaksanaan). Arca mungil ini begitu sempurna pembuatannya, sangat halus, dan terlihat paras cantik lembut dalam sikap sedang bermeditasi dengan tangan bersikap dharmacakra-mudra.
Ditemukan 1818, arca Pradnyaparamita ini digotong penguasa kolonial ke Belanda, sebelum tahun 70an dikembalikan ke pemerintah Indonesia. Arca indah ini diletakkan dalam etalase tertutup, berjajar dengan etalase koleksi harta karun emas Wonoboyo.
Nah, lantas apa sih harta karun emas Mataram Kuno dari Wonoboyo, Klaten, Jateng, yang dipajang di ruangan besar nan sejuk ini? Memang rupa-rupa harta karunnya sungguh luar biasa. Mayoritas dari puluhan kilogram harta karun Wonoboyo itu dari memang emas.
Istimewanya, koleksi perhiasan emas dan alat upacara keagamaan ini dibuat dengan teknik dan ketrampilan sangat tinggi.
Pahatan atau tempaannya sangat halus, dan rupa-rupa barangnya diasosiasikan dengan benda regalia atau simbol-simbol perhiasan kerajaan.
Di antara harta karun emas masterpiece itu yang super istimewa ada dua, yaitu mangkuk emas berlekuk enam dengan hiasan relief di semua sisinya. Kedua, hiasan dada (bukan kalung), yang identik dengan atribut perhiasan raja atau ratu.(Tribunjogja.com/xna)