Pendidikan
Fakultas Teknik UGM Bangun Huntras untuk Korban Gempa Lombok
Untuk meningkatkan rasa kenyamanan warga, Fakultas Teknik UGM berinisiatif membangun rumah hunian transisi atau huntras.
“Awalnya beberapa warga menolak, karena merasa tidak enak dengan warga lainnya yang tidak dibangun, tapi setelah dilakukan pendekatan akhirnya mereka mau, warga mulai antusias dan ikut gotong royong,” katanya.
Untuk proses pengerjaan bangunan huntras ini, mendatangkan para tukang las yang proses pengerjaannya diawasi oleh para mahasiswa.
Sementara untuk pengerjaan dinding rumah yang menggunakan triplek bisa dilakukan sendiri oleh warga dimana material disediakan oleh Fakultas Teknik UGM yang dibantu melalui dana bantuan Kementerian Perhubungan.
Azhar Saputra, ST, MT, Ph D, Dosen pembimbing lapangan KKN Peduli Bencana mengatakan, desain hunian transisi menggunakan desain dari Fakultas Teknik UGM.
Konsep dari bangunan huntras diharapkan bisa menjadi bagian dari material bangunan hunian tetap warga selanjutnya.
Sebab, pengalaman selama di daerah yang terkena gempa, banyak bekas bangunan hunian sementara tidak digunakan lagi atau bahkan dibuang karena material sudah rusak.
“Dengan bangunan ini bisa digeser materialnya bisa digunakan untuk fondasi bangunan baru,”mkatanya.
Selain itu, manfaat dari bangunan ini menurut Azhar, para warga yang menjadi korban bencana ini bisa terlindungi dari panas terik matahari dan hujan.
”Kita berharap masyarakat tidak lagi tinggal di bawah tenda saat musim hujan, secepatnya bisa memindahkan warga ke sini (huntras),” katanya.
Proses pengerjaan satu buah unit rumah menurut Azhar dibutuhkan sekitar waktu 6-7 jam.
Sementara total biaya pengerjaan untuk satu unit rumah sebesar Rp 13,5 juta.
“Jika tidak dibikin begini, nanti kasihan, apakah mereka mau berlama-lama tinggal di tenda,”ujarnya.
Untuk proses pengerjaan rumah huntras ini pihak Fakultas Teknik UGM menggandeng Kukuh Sugiarto,45 tahun, seorang pemilik perusahaan kontraktor lulusan Prodi Teknik Sipil UGM yang memiliki kepedulian untuk membantu proses pengerjaan hunian tempat tinggal sementara bagi warga.
Menurut cerita Kukuh, keterlibatannya dalam pembangunan huntras ini berawal dari inisiatifnya menghubungi seorang dosen sekolah vokasi UGM untuk membantu pemetaan gedung yang rusak akibat gempa di Mataram, Lombok.
“Selanjutnya saya dihubungi pak Azhar, saya coba support sebagai sesama alumni, untuk proses pengerjaannya, saya menerapkan apa yang sudah didesain sekaligus melatih sepuluh pemilik bengkel las di Lombok,” katanya.