Pendidikan
Lahir dari Kedua Orangtua Tuna Netra Tak Surutkan Semangat Mahasiswi Bantul Ini Raih 'Cumlaude'
Wakijo yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pijat ini berharap, putri bungsunya dapat meringankan beban dirinya dan orangtuanya.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Raut wajah Wakijo (63) tampak bahagia ketika putri bungsunya, Tri Widarti bertekuk lutut di hadapannya sambil menjabat sekaligus mencium tangannya usai pelepasan wisudawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) AKBIDYO di Jogja Expo Center pada Kamis (30/8/2018).
Warga Botokan, Jatirejo, Lendah, Kulon Progo ini mengaku sangat bersyukur dan senang karena cita-citanya agar putrinya lulus dengan predikat cumlaude bisa terkabul.
Wakijo yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang pijat ini berharap, putri bungsunya dapat meringankan beban dirinya dan orangtuanya.
"Saya sendiri tidak ditakdirkan menjadi orang yang mampu, kalau bisa anak saya yang mampu," kata Wakijo.
Wakijo selalu berpesan kepada Tri agar belajar yang tekun dan selalu menjalankan salat lima waktu, sehinga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi apa yang dicita-citakan.
Baca: Badan Sosial Mardi Wuto Gelar Rangkaian Lomba HUT untuk Kemandirian Penyandang Tuna Netra
Meski hidup dalam keterbatasan ekonomi, tak menyurutkan semangat Wakijo untuk membiayai anak-anaknya hingga meluluskan kuliah.
"Alhamdulillah bangga sudah lulus. Saya biayai semampu saya, bagaimanapun caranya saya usahakan," lanjutnya.
Terlahir dari dari kedua orangtua yang tuna netra dan keterbatasan ekonomi, namun kondisi itu justru menjadi motivasi utama Tri Widarti untuk semangat belajar dan mencari beasiswa.
Ia berhasil menyelesaikan kuliah Program D3 Kebidanan selama tiga tahun dengan IPK 3.57 dan mendapatkan predikat cumlaude sebagai calon bidan.

"Yang membuat saya semangat dapat nilai bagus karena saya sekolah kalau tidak memuaskan saya takut nggak bisa banggain orangtua," papar Tri.
Baca: Gokil! Seorang Nenek Bisa Lulus Kuliah Bersamaan dengan Cucunya, Cumlaude Pula
Selain itu, alasan Tri selalu semangat dalam menempuh pendidikan karena dirinya ingin menyukseskan kedua orangtuanya sekaligus membantu orangtua dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
"Saya ingin membangun rumah, karena jujur rumah milik desa itu hujan turun, genteng masih ada yang bocor," terangnya.
Selama ini Tri dan keluarganya tinggal di bangunan bekas koperasi desa yang berada di atas tanah kas desa tepatnya di Botokan RT 13, Jatirejo, Lendah, Kulon Progo
Tri menuturkan, dirinya ingin selalu hadir di sisi kedua orangtua supaya bisa mendampingi kedua orangtuanya.
"Bapak dan mamak tidak bisa mendampingi langkah saya setiap saya bergerak, hanya memberikan dukungan dan doa. Saya punya mimpi ingin menjadi orang suskses yang bisa menjadi tenaga kesehatan profesional yang bisa membantu mereka yang membutuhkan," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)