Gunungkidul
Idul Adha, Masyarakat Gunungkidul Diminta Mengubah Paradigma
Sementara itu Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan kurban merupakan wujud ketaqwaan.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
Laporan Calon Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Khatib Salat Idul Adha di Alun-alun Wonosari, Gunungkidul, Rabu (22/8/2018) Drs. Zamari berpesan agar masyarakat Gunungkidul merubah paradigma.
Menurutnya, paradigma yang awalnya apa yang bisa didapat dari negara tetapi harus diubah menjadi apa yang bisa kita perbuat untuk negara.
"Itulah makna berkurban sebenarnya, setiap orang berbuat ihsan apa yang bisa kita perbuat," imbuhnya.
Sementara itu Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan kurban merupakan wujud ketaqwaan.
Ia berharap dengan berkorban bisa menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah utamanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca: Setelah Salat Idul Adha, Warga Sleman Berhasil Kumpulkan Donasi Rp 24 Juta untuk Lombok
"Ini adalah hubungan antara allah dengan manusi dan hubungan manusia dengan manusia, masyarakat yang beragama Islam yang sudah berkurban agar didistribusikan merata kepada masyarakat sekitar," tuturnya.
Ia berpesan agar dapat mencontoh kesabaran dan keiklasan dari Nabi Ibrahim, serta merupakan momentum pembelajaran kita bersama agar senantiasa bersyukur dan iklas.
Sementara itu ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Gunungkidul Suyoto mengatakan di Masjid Al Ikhlas ada kenaikan jumlah sapi yang dikurbankan pada tahun ini.
Baca: Idul Adha, Momen Ajarkan Anak Agar Tidak Takut Hewan
"Lembunya untuk tahub lalu 286 ekor, sekarang 292 lembu, sedangkan untuk kambing tahun lalu 412 ekor, tahun ini 421 sekota wonosari khususnya Kepek, Baleharjo, Karangrejek, dan sekolah-sekolah sekitar Wonosari," katanya.
Suyoto mengatakan tahun lalu pemotongan hewan kurban dipusatkan di Masjid Al Ikhlas, tetapi untuk tahun ini tersebar di beberapa masjid.
"Itu bertujuan untuk memeratakan pembagian daging di masyarakat. Kita selektif dalam membagikan daging, agar masyarakat yang sudah menerima tidak meminta kembali di tempat lain. Kami lakukan koordinasi dengan masjid-masjid sekitar," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)