Pendidikan
Gali Nilai Budaya Kearifan Lokal Yogyakarta Melalui 'Focus Group Discussion'
Diskuksi ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai budaya kearifan lokal Yogyakarta yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pusat Studi Pancasila UGM serta segenap elemen masyarakat meyelenggarakan Focus Group Discussion 'Aktualisasi Kearifan Lokal Yogyakarta' di Gadjah Mada University Club pada Selasa (21/8/2018)
Dalam sambutan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dibacakan oleh Wakil Gubernur (Wagub) DIY, Paku Alam X, Wagub menuturkan, diskuksi ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai budaya kearifan lokal Yogyakarta yang tentunya sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila.
"Bulan Pancasila telah dicanangkan oleh Bapak Gubernur beberapa waktu yang lalu, harus terus kita implementasikan sebagai upaya bersama guna mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang berlandaskan Pancasila," ujar Wagub DIY saat membacakan sambutan Gubernur DIY.
Baca: Ratusan Siswa Ikuti Lomba Paduan Suara untuk Memeriahkan Bulan Pancasila
Wagub mengatakan, Pancasila tidak hanya sekedar slogan, namun harus dipraktikkan sebagai kepribadian bangsa, hal ini karena Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia.
"Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk," papar Wagub.
Paku Alam X berharap, kegiatan pada Bulan Pancasila ini diharapkan dapat memberikan kesadaran untuk meresapi nilai-nilai luhur yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa untuk dapat merekat erat sebagai kepribadian bangsa.
"Hal ini sangat penting karena dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia," kata Paku Alam X.
Baca: Bulan Pancasila: Gotong Royong Inti Ajaran Ideologi Pancasila
Wakil Penghageng Kalih Widya Budaya Kraton Yogyakarta, KRT Rinto Kusworo yang menjadi pembicara dalam diskusi ini menyampaikan semangat nasionalisme dan patriotisme harus ditanamkan pada diri anak lewat pendidikan.
"Pelajaran sejarah dan ilmu bumi perlu diberikan lagi. Anak perlu diajari membuat peta Indonesia supaya paham Indonesia. Sejarah bangsa sejak Majapahit hingga kemerdekaan juga perlu diberikan," tutur KRT Rinto Kusworo
KRT Rinto Kusworo menambahkan, lagu perjuangan dan lagu kemerdekaan perlu diberikan untuk membangkitkan semangat nasionalisme.
"Makna kemedekaan adalah bisa berdikari secara ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya," lanjutnya.(TRIBUNJOGJA.COM)