Google Masih Bisa Lacak Lokasimu Meski Pengaturan Dimatikan, Begini Cara Menonaktifkannya

Berdasar penelitian yang dilakukan kantor berita Associated Press (AP) menyebutkan, Google tetap bisa melacak keberadaan para penggunanya

Editor: Mona Kriesdinar
pasarseluler.com
OK Google 

"Bagi saya Google agak licik karena terus menerus menyimpan data lokasi, kecuali jika Anda menonaktifkan "Location history" dan" Web & App Activity."

Menanggapi hal ini, Google mengatakan kepada kantor berita AP: "Ada sejumlah cara yang berbeda bagi Google dalam menggunakan fitur lokasi untuk meningkatkan pengalaman orang, di antaranya: Location History, Web and AppActivity, dan Location Services.

"Kami jmemberikan penjelasan tentang perangkat ini, dan kontrol yang kuat sehingga orang dapat mengaktifkan atau menonaktifkannya, serta menghapus jejak lokasi mereka kapan saja."

Praktik perusahaan

Setelah melakukan riset, AP menciptakan panduan untuk menunjukkan kepada para pengguna cara menghapus data lokasi.

Saat AP menyampaikan hasil penelitian, senator Demokrat Mark Warner menuduh perusahaan teknologi itu menjalankan "praktik perusahaan yang berbeda jauh dari harapan pengguna mereka yang benar-benar masuk akal".

Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Frank Pallone, menyerukan "undang-undang privasi dan keamanan data konsumen yang komprehensif".

Di Inggris, juru bicara Kantor Komisi Informasi mengatakan kepada BBC: "Di bawah GDPR dan UU Perlindungan Data 2018, berbagai organisasi memiliki kewajiban hukum untuk terbuka, transparan dan adil dengan publik tentang bagaimana data pribadi mereka digunakan.

"Siapa pun yang memiliki kekhawatiran tentang bagaimana sebuah organisasi menangani informasi pribadi mereka dapat menghubungi ICO."

Sebelumnya, sejumlah perusahaan teknologi diserang karena tidak blak-blakan menjelaskan pengaturan privasi dan cara menggunakannya.

Pada bulan Juni, laporan dari Norwegian Consumer Council menemukan bukti bahwa berbagai pilihan soal privasi disembunyikan atau dikaburkan.

Iklan berbasis lokasi menawarkan peluang besar bagi para pelaku pasar.

Menurut lembaga riset BIA / Kelsey, berbagai pemegang merek AS siap untuk menghabiskan biaya hingga US$20,6 miliar (atau Rp 371 triliun) pada iklan seluler yang ditargetkan pada tahun 2018.

Sejak tahun 2014, Google telah mengizinkan para pengiklan melacak keefektifan iklan daring dengan fitur berdasarkan data footfall, yang bergantung pada riwayat lokasi. (bbc)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved