Kulonprogo
Jelang Idul Adha, Pedagang Sapi di Kulonprogo Keluhkan Penurunan Penjualan
Pedagang sapi di Kulonprogo mengeluhkan penurunan penjualan hewan kurban di 2018 ini. Angka permintaan tidak semoncer tahun lalu.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pedagang sapi di Kulonprogo mengeluhkan penurunan penjualan hewan kurban di 2018 ini.
Angka permintaan tidak semoncer tahun lalu.
Hal itu diduga karena Idul Adha 1439 Hijriah/2018 berdekatan dengan tahun ajaran baru sekolah.
Masyarakat cenderung menyisihkan hartanya untuk kebutuhan sekolah anak dan menunda niatan membeli hewan kurban.
Akibatnya, pedagang sapi mengalami penurunan penjualan hingga kisaran 50 persen.
Baca: Ini Bahayanya Menyimpan Daging Kurban dalam Kantong Plastik Hitam
Pedagang sapi di Kaliagung, Sentolo, Maryanta, mengakui hal tersebut.
Belum banyak sapi yang bisa dijualnya saat ini karena sepinya pembeli meski hari raya kurban sudah tinggal hitungan sekitar sepekan lagi.
"Prediksi saya dan juga informasi dari teman-teman, masyarakat pilih menunda kurban dan uangnya dipakai untuk kebutuhan biaya anak sekolah," jelas Maryanta, Senin (13/8/2018).
Dirinya pun cukup heran dengan kondisi tersebut karena harga sapi berdasar ukuran tubuh dan bobot terbilang relatif sama dengan tahun lalu.
Yakni kisaran Rp17,5 juta hngga Rp22,5 juta.
Kebanyakan berupa sapi lokal yang didapatkan dari pemilik perorangan setempat dan desa-desa sekitar.
Sepinya penjualan mendorong dirinya untuk menyediakan sedikit stok saja sekitar 13 ekor sapi dan saat ini ternaknya masih cukup banyak belum terjual.
Di tahun-tahun sebelumnya, mayoritas sapi biasanya sudah terjual pada sepekan sebelum hari raya kurban.
Baca: DIY Siap Pasok Hewan Kurban, Miliki Stok 80 Ribu Ekor Sapi Siap Potong
"Memang ada penurunan penjualan. Misalkan tahun lalu bisa jual 20 ekor, sekarang ini hanya sekitar 7-10 ekor saja," jelas Maryanta.
Hal serupa diakui pedagang sapi lainnya, Noto Wiharjo asal Gedangan, Sentolo.
Dari sekitar 60 ekor sapi yang disiapkannya untuk musim kurban tahun ini, baru sekitar 30 ekor saja yang terjual hingga saat ini.
Di tahun-tahun sebelumnya, ia bisa menjual habis 70 ekor sapi berbagai jenis hingga beberapa hari sebelum hari raya.
Bahkan, terkadang dirinya sampai kewalahan menerima permintaan.
"Dulu bisa sampai kekurangan stok. Tapi, sekarang penjualan malah menurun. Tidak selalu laris," kata Wiharjo.
Baca: Ini Kisaran Harga Kambing dan Sapi Qurban di Bantul Menjelang Idul Adha
Ia mengaku tidak tahu persis penyebab penurunan penjualan.
Dimungkinkan sebagian masyarakat sudah punya sapi peliharaan yang dipersiapkan sejak lama untuk kurban.
Adapun Wiharjo menjual sapi-sapi yang didapatkan dari warga sekitar dan sebagian didatangkan dari Wonosari, Gunungkidul.
Kisaran harga jualnya mulai dari Rp17,4 juta hingga yang termahal Rp30 juta. Jenisnya mulai dari simetal, limosin, dan PO.
"Rata-rata di harga Rp20 juta. Untuk perawatan, setiap hari kadang dibersihkan dan dipasok makanan hijau, jagung muda, dan komboran," kata dia.
Sementara itu, pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan kurban terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
Pemeriksaan dilakukan dengan mendatangi langsung kandang ternak di berbagai wilayah oleh beberapa tim dari Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) yang diterjunkan jelang hari raya kurban ini.
Pemeriksaan berkutat sekitar usia ternak, susunan gigi, hingga kondisi penampungan, pemberian pakan, dan dan jaminan kesejahteraan hewan kurban.
"Sampai hari ini belum ditemukan sapi berpenyaki, semua dalam kondisi sehat. Hanya, kami menyarankan pemilik tempat penampungan untuk memberi peneduh dan menyediakan air minum cukup untuk ternak," kata Drajat.(TRIBUNJOGJA.COM)