Yogyakarta

Panggung Musik Elektronik “STEALTH” FKY 30 Hadirkan Musik Penanda Zaman

Di panggung ini pecinta musik diajak menikmati beragam komposisi musik elektronik yang pernah memberi warna skena musik elektronik tanah air.

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Suasana Panggung Musik Elektronik “STEALTH” FKY 30 Hadirkan Musik Penanda Zaman 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Satu di antara gelaran konser yang menjadi rangkaian FKY 30 adalah Panggung Musik Elektronik (PME).

Di panggung ini pecinta musik diajak menikmati beragam komposisi musik elektronik yang pernah memberi warna skena musik elektronik tanah air.

Direktur Program Pertunjukan FKY 30, Ishari Sahida, menuturkan, barisan penampil dalam konser yang diadakan di Jogja National Museum ini adalah mereka yang konsisten di wilayahnya masing-masing dan mempunyai pengaruh kuat di akar komunitas dan skena musik elektronik modern.

Sebut saja Jogja Noise Bombing sangat mewakili musik elektronik experimental Indonesia saat ini.

Baca: Paperu Hadirkan Kerja Kolaboratif Seniman Muda dalam FKY 30

Beberapa dari karya hingga aktifitas pergerakan mereka menjadi penanda zaman, pun juga nama nama lain seperti Electrocore, Teknoshit, dan HMGNC.

“Yogya merupakan satu dari beberapa peta perkembangan musik elektronik di Indonesia pada akhir tahun 90an. Namun, saat booming club culture, ada pergeseran minat yang awalnya produser musik, berubah menjadi DJ di club. Industri sangat cepat masuk, yang menyebabkan perkembangan musik elektronik menjadi stuck,” jelas Ishari pada Tribunjogja.com, Kamis (2/8/2018).

Hanya saja, lanjut Ishari, setelah tahun 2010, musik elektronik kembali berkembang dengan banyaknya penggiat musik elektronik yang cenderung underground.

Seiring dengan berkembangnya tren media sosial khususnya di musik seperti bandcamp, soundcloud, dan Netlabel.

Jadi, persebaran masing-masing anak muda penggiat musik elektronik ada di ranah tersebut.

Pada akhirnya, juga muncul tren me-remix lagu orang lain.

“Kebanyakan akhirnya menciptakan musik elektronik untuk bisnis. Beberapa musisi lain, ‘jualannya’ dengan perform (pentas). Sedangkan beberapa yang lainnya lagi dengan jalur yang berbeda, sehingga berkembang musik eksperimental elektronik dan musik noise. Semua itu berkembang di Yogya hingga sampai hari ini. Kalau bisa diklaim, Yogya merupakan ibukota musik noise, karena musik noise juga cabang dari musik elektronik," kata Ishari.

Ishari menambahkan, berkebalikan dengan sekarang, musik elektronik di pelosok yang berkembang.

Sebagai catatan, musik elektronik berkembang seiring dengan perkembangan musik hip hop (yang juga merupakan musik elektronik).

Mengingat kemunculan musik elektronik di Yogya dimulai dari munculnya kelompok musik hip hop seperti G-Tribe, serta beberapa musisi eksperimental dan kontemporer lainnya.

“Perataan musik elektronik saat ini, juga tidak lepas dari perkembangan zaman. Karenanya, harus ada penegasan khusus bahwa di Yogya pernah bermunculan musisi musik elektronik, yang sampai saat ini memiliki ‘nafas kehidupan’. Dengan demikian, musik elektronik memang punya potensi yang besar di Yogya, dan FKY wajib mengakomodasi potensi apapun yang ada di DIY,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Koordinator Musik Elektronik, Lintang Enrico menambahkan, musik elektronik mulai dikenal luas oleh publik sekitar akhir tahun 1990an dimana beberapa group dan artis berhasil menghiasi media-media besar, lalu dilanjut tahun 2010an hingga kini yang tidak pernah tenggelam.

Hanya trend rotasi sub genre musik elektronik yang terjadi.

Jadi, musik elektronik membawa pengaruh besar dalam budaya musik 10 tahun terakhir baik dari sisi teknis dan teknologi hingga jenis produksi suara.

“Sub Genre yang terlalu luas dan sifatnya yang hybrid menjadikan musik elektronik berevolusi sangat cepat. Banyak sub genre baru yang lahir dari internet, dari generasi dan untuk generasi internet, seperti Vaporwave, Future Funk, Future Step dll. Jadi seperti yang saya sampaikan diatas, ‘hanya trend rotasi sub genre musik elektronik yang terjadi’. Singkatnya, musik elektronik punya banyak sekali sub genre seperti Jungle, House, Breaks, Big Beat, dll. Dan masing-masing banyak dipengaruhi dari musik yang sudah hadir sebelumnya,” jelas Lintang.

Baca: Panggung Musik Elektronik FKY, Usung Tema Stealth

Ditambahkan Lintang, scena musik elektronik di Yogya sendiri selama 3-5 tahun terakhir kembali ramai, banyak penggiat-penggiat muda bermunculan terutama di wilayah experimental dan kolektif DJ.

Beberapa venue baru juga bermunculan.

Selain itu, musik elektronik membawa pengaruh besar dalam budaya musik 10 tahun terakhir, baik dari sisi teknis dan teknologi hingga jenis produksi suara.

Banyak moment penting seperti event musik elektronik dan group musik elektronik lahir di Yogya.

Beberapa edisi FKY di masa lampau juga pernah jadi saksi betapa seru skena Musik Elektronik. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved