Sleman
Grab Belum Bisa Beri Konfirmasi Terkait Demo Driver
Terkait aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan driver Grab bike, pihak Grab Indonesia Cabang Yogyakarta belum bisa memberikan konfirmasi.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wahyu Setiawan Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM - Terkait aksi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan driver Grab bike, pihak Grab Indonesia Cabang Yogyakarta belum bisa memberikan konfirmasi lanjutan.
Saat ditemui Tribunjogja.com di kantornya, perwakilan Grab Indonesia yang tidak ingin disebutkan namanya ini enggan memberikan respon Grab terkait aksi demo para mitra tersebut.
Namun pihaknya mengaku telah mengetahui aksi demo yang dilakukan oleh para mitra di lapangan Denggung Sleman, Senin (30/7/2018) pagi.
Baca: Aksi 307 Tuntut Grab Berikan Insentif yang Rasional
"Setelah aksi, kita memang mendapat informasi dan kita juga menurunkan tim untuk kesana dan mendampingi aksi," katanya saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (30/7/2018).
Pihaknya pun mengaku telah menampung aspirasi yang disampaikan oleh para driver yang melakukan aksi demo.
Pihaknya mengaku akan melanjutkan informasi ini ke pusat.

"Beberapa aspirasi yang disampaikan oleh para driver tentu kita terima dulu dan nanti akan kita sampaikan ke pihak Grab Indonesia Pusat," lanjutnya.
Pihaknya menyanyangkan, penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh para driver Grabbike ini tanpa sepengetahuan manajemen sehingga tak ada koordinasi lebih lanjut terkait aksi ini.
"Biasanya kita gelar kopdar bareng para driver sehingga kita bisa tahu aspirasi mereka tapi kali ini kita tidak tahu dan tak ada koordinasi sehingga aspirasi ini akan kita tampung dulu," pungkasnya.
Baca: Paguyuban Grab DIY Gelar Aksi Protes 307 di Lapangan Denggung Sleman
Seperti diketahui, para driver Grab yang mengatasnamakan Paguyuban Posko Grab DIY melakukan aksi demo menuntut atas diberlakukannya kebijakan terbaru.
Para driver mengeluh kebijakan terbaru Grab membuat penurunan insentif yang diterima selain itu tarif per kilometer yang diterapkan oleh Grab sangat rendah sehingga memangkas pemasukan sehari-hari para driver.
Selain diikuti ratusan driver, aksi tersebut dibuntuti dengan pemberhentian operasional para driver hingga pukul 17.00 WIB.
Mereka juga melakukan aksi penandatanganan spanduk terkait tidak setujunya dengan kebijakan terbaru dari Grab tersebut.
Demo Driver
Sebelumnya, ribuan driver Grab Bike melakukan aksi 307 dengan cara off ride guna menuntut kenaikan tarif dan insentif di Lapangan Denggung, Sleman pada Senin (30/7/2018).
Aksi tersebut dipicu oleh adanya penurunan insentif yang biasanya sebesar Rp 20 ribu untuk perolehan 7 poin, menjadi Rp 15 ribu untuk perolehan 8 poin.
Kemudian Rp 35 ribu untuk 10 poin, diganti menjadi Rp 40 ribu untuk 15 poin, serta Rp 95 ribu untuk 18 poin menjadi Rp 85 ribu untuk 18 poin.
Tidak hanya itu, para driver juga menuntut kenaikan tarif per km dari rata-rata 1.600 menjadi 2 ribu per km.

Daniel Yudhistira, Wakil Ketua Paguyuban Posko Grab DIY mengungkapkan, para driver merasa keberatan jika harus mencari 8 poin untuk mendapatkan bonus sebesar Rp 15 ribu.
"Bagi kami, hidup di jalan, untuk mendapatkan nilai segitu cukup berat bagi kami karena masih dipotong 25%. Karenanya kami mengadakan aksi 307 ini," ungkapnya pada Tribunjogja.com.
Daniel menyayangkan, penurunan insentif tersebut sebelumnya tidak dibicarakan terlebih dahulu dengan para driver.
"Harusnya ada mediasi dulu, mengenai bagaimana baiknya antara kantor dan kami. Kami juga menginginkan harga wajar, paling tidak Rp 2.000 per km. Tapi saat ini rata-rata Rp 1.600 per km, itupun masih dipotong 25%," terangnya.
Dia mengungkapkan, setidaknya terdapat 70% pengguna grab yang ikut dalam aksi kali.
"Kami juga menyayangkan sampai saat ini kantor masih terus membuka pendaftaran driver. Hal tersebut tambah menyulitkan kita. Nah itu yang membuat kami semakin tertekan. Untuk aksi kali ini adalah aksi solidaritas, kami tidak memaksakan," katanya.
Sugeng, satu diantara driver yang ikut dalam aksi tersebut menuturkan turunnya insentif tersebut sangatlah merugikan bagi para driver.
Pasalnya saat ini untuk memperoleh poin sangatlah sulit.
Dia mengaku harus narik dari pagi sampai dengan malam hanya untuk memperoleh 10 poin.
"1 orderan itu 1 poin. Untuk mendapatkan poin 18 saya belum pernah. 10 poin itu dari pagi sampai malam nariknya. Untuk tarif juga sangat rendah. Belum nanti para pengguna menggunakan promo, bisa tambah sulit," katanya.
Penurunan insentif dianggap Sugeng bisa dibilang setengahnya.
"Sejak hari ini turun. Turunnya separo. Ini sangat berat bagi kami, makanya di sini kami bersama-sama melakukan aksi. Kalau bisa insentif disesuaikan, jangan tahu-tahu turun dengan cepat sekali," katanya.
Sementara itu, dari pihak Grab Indonesia Cabang Yogyakarta yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku telah mengetahui aksi tersebut.
Pihaknya juga akan telah menampung aspirasi yang disampaikan oleh para driver yang melakukan aksi demo.
"Kita sudah mendapat informasi terkait aksi tersebut. Kita juga menurunkan tim untuk kesana dan mendampingi aksi. Beberapa aspirasi yang disampaikan oleh para driver tentu kita terima dan akan kita sampaikan ke pihak Grab Indonesia Pusat," ungkapnya.
Pihaknya juga menyayangkan, penyampaian aspirasi tanpa sepengetahuan managemen, dimana biasanya pihaknya melakukan kopdar untuk mengetahui aspirasi para driver.
"Biasanya kita gelar kopdar bareng para driver sehingga kita bisa tahu aspirasi mereka tapi kali ini kita tidak tahu dan tak ada koordinasi sehingga aspirasi ini akan kita tampung dulu," katanya. (*)