Lifestyle
Pentingnya Pacaran Sebelum Memutuskan Menikah
Jadi, jika ingin mengurangi peluang perceraian, jangan buru-buru menikah setelah memiliki kekasih, cobalah untuk saling mengenal lebih dalam.
TRIBUNJOGJA - Setiap tahun angka perceraian terus bertambah.
Berdasarkan laporan CNN 2017, dalam satu jam terdapat 30 kasus perceraian di Indonesia.
Tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam hubungan seseorang, kita tak boleh menilai apakah perceraian adalah solusi terakhir yang keliru atau tidak.
Hanya ada satu hal untuk mencegah perceraian ini, yaitu berpikir matang sebelum memutuskan menikah.
Beberapa pakar menyarankan kita untuk menunggu waktu setahun untuk berpacaran dan mengenal kepribadian calon pasangan sebelum memutuskan untuk menikah.
Namun, setiap pasangan memiliki garis waktunya masing-masing.
Ada beberapa pasangan yang dengan cepat mengetahui bahwa orang yang saat ini bersamanya adalah jodoh.
Tapi, ada juga yang butuh waktu lama untuk memastikannya.
Setiap tahapan pernikahan akan menghadapi tantangan baru.
Itu sebabnya jika komitmen dan ikatan emosional tidak kuat, banyak pernikahan akhirnya kandas menghadapi "ranjau-ranjau" dalam pernikahan.
Anita Chlipala, terapis pernikahan dan keluarga menyebutkan, masa romantis pacaran biasanya hanya terjadi beberapa bulan.
Setelah itu, kita bisa melihat pasangan secara lebih realistis.
"Jika masih baru pacaran dan langsung memutuskan menikah, kita mungkin tak melihat sisi sesungguhnya dari pasangan sampai pernikahan terjadi," katanya.
Memang tak semua pasangan yang cepat-cepat menikah pasti akan gagal, namun proses adaptasi terhadap sifat, kebiasaan, dan cara berpikir, pasangan akan dilalui dalam pernikahan dan ini sering tidak mudah.
Baca: Begini Perjalanan Rumah Tangga Sule yang Kini Diambang Perceraian, dari Bawah Hingga Kaya Raya
Psikoterapis klinis Leslie Beth Wish berpendapat masa pacaran yang terlalu lama tanpa ada kepastian untuk komitmen lebih serius, justru indikasi dari hubungan yang tak berjalan maju.