Sejarah Permainan Monopoly yang Rumit, Tentang Perebutan Lahan dan Keserakahan
Permainan monopoly memailiki sejarah dan latar belakang yang rumit. Bahkan permainan ini mengajarkan pemainnya untuk mempraktikan aktivitas ekonomi
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Sebagai anak seorang politisi, Magie juga memiliki pemikiran yang banyak dipengaruhi oleh orangtuanya.
Salah satunya adalah paham anti-monopoli yang disuarakan sang ayah.
Sang ayah juga memberi Magie salinan buku karya Henry George tahun 1879 tentang kemajuan dan kemiskinan.
George berteori bahwa meskipun orang harus dapat memiliki apa pun yang mereka ciptakan, akan tetapi tanah harus menjadi milik semua orang dan tidak ada orang yang dapat mengambil untung dengan cara memilikinya. George mengusulkan untuk menghapus semua pajak kecuali untuk apa yang akan menjadi pajak tunggal yang hanya akan dikenakan pada pemilik lahan tidur.
Dengan latar belakang kreatifnya, maka Elizabeth Magie muncul dengan ide untuk permainan yang sebenarnya merupakan manifestasi dari ide-ide George.
Sehingga wajar saja jika The Landlord's Game sangat populer di kalangan akademisi sayap kiri. Tapi tidak benar-benar mendapatkan tempat di kalangan masyarakat umum.
Lantaran papan permainan yang paling diminati ternyata permainan monopoly dari Parker Brothers yang mengusung ide monopolistik, sementara Magie mengusung ide anti-monopoly.
Oleh karena itu, Magie hampir tidak menghasilkan uang darinya.
Dalam beberapa hal, upaya Elizabeth Magie mungkin tidak sia-sia. Pada peringatan 80 tahun permainan monopoly di tahun 2015, lebih dari 275 juta salinan Monopoli telah terjual kepada pemain di seluruh dunia.
Tapi mereka tidak pernah tahu, berapa banyak orang yang benar-benar memikirkan pesan anti-monopoly yang diusung Magie.
Sehingga permainan itu hanya menjadi permainan lempar dadu tanpa tahu pesan apa yang dibawanya. (*/berbagai sumber)