Bantul
Telur Ayam Rp 28.000 per kg, Pedagang: Harga Tertinggi yang Pernah Saya Jual
Semenjak momen lebaran, harga komoditas telur ayam terus meroket, mengalami kenaikan cukup drastis.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Semenjak momen lebaran, harga komoditas telur ayam terus meroket, mengalami kenaikan cukup drastis.
Pantauan di pasar tradisional Bantul, harga telur ayam, hari ini, mencapai Rp 28.000 per kilogram (kg).
"Awal puasa itu berada dikisaran Rp 18 - 19 ribu/kg. Momen lebaran naik menjadi Rp 20 - 25 ribu/kg. Dan (update) terakhir hari ini sudah tembus Rp 28 ribu/kg. Sepanjang saya jualan telur, ini harga tertinggi yang pernah saya jual," ujar Siti Hanifah, saat ditemui dipasar Bantul, Rabu (11/7/2018).
Baca: Harga Telur di Pasar Bantul Sudah Menyentuh Rp 27 ribu
Menurut Hanifah, kenaikan harga telur saat ini dipicu karena kebutuhan masyarakat akan telur ayam terus meningkat, karena kebutuhan untuk menggelar hajatan.
"Kalau kata orang, ini itu bulan baik. Banyak orang melangsungkan hajatan. Jadi butuh banyak telur ayam," ungkapnya.
Dalam satu kali gelaran hajatan, menurut Hanifah, bisa membutuhkan sedikitnya 7 sampai 10 peti telur ayam.
Satu peti isinya 15 kilogram.
"Butuhnya banyak, permintaan dari masyarakat terus meningkat, jadi harganya naik," jelas dia lagi.
Baca: Harga Telur Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Hanifah sendiri mengaku tidak tahu sampai kapan harga telur ayam di pasar Bantul, terus mengalami kenaikan.
Ia memperkirakan kenaikan telur ayam diharga Rp 28 ribu/kg sudah mencapai puncaknya dan besok lusa, trennya akan cenderung mengalami penurunan.
"Besok belum tahu bakalan naik atau turun. Tetapi, pas pengambilan telur, katanya, harganya sudah mulai turun, jadi besok lusa (mungkin) sudah turun," ujarnya.
Ketika ditanya dampak kenaikan harga komoditas telur dengan jumlah penjualan di masyarakat, Hanifah mengaku tidak terlalu memiliki dampak signifikan.
Hanya saja, konsumsi masyarakat lebih cenderung sedikit.
Sementara itu, seorang warga, Sunaryati mengungkapkan, adanya kenaikan harga telur ayam membuat dirinya memutar otak dengan menyiasati menu makanan keluarga.
Baca: Ini Penjelasan Mendag Terkait Kenaikan Harga Telur
"Harga telur mahal, jadi untuk kebutuhan keluarga, saya siasati menu makan," ungkap dia, saat ditemui tengah belanja di pasar Bantul.
Menurutnya, jika harga telur ayam terus mengalami kenaikan, maka banyak masyarakat yang tidak sanggup membeli.
Akhirnya, gizi anak tidak tercukupi.
"Padahal, telur ayam sebagai konsumsi rumah tangga sangat penting untuk pertumbuhan anak-anak," ungkapnya.
"Semoga bisa secepatnya kembali normal lagi harganya," imbuh dia.(TRIBUNJOGJA.COM)