Yogyakarta

Sempat Menghilang dan Terbengkalai di Gudang, Tetenger Jenderal Sudirman Kini Terpasang Kembali

Saat dikonfirmasi, Kepala Unit Pelaksana Tugas (PLT) Malioboro, Ekwanto, mengaku tidak bisa memberi keterangan panjang lebar.

Penulis: ang | Editor: Ari Nugroho
IST
Sempat menghilang, kini tetenger Pangsar Jenderal Sudirman, beserta tiang-tiang pancangnya sudah terpasang kembali, Jumat (6/7/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sempat menghilang selama beberapa waktu, tetenger, atau penanda bekas ruang kerja Panglima Besar (Pangsar) Jenderal Sudirman, di depan komplek Hotel Garuda, Malioboro, beserta tiang-tiang pancangnya, kini telah kembali seperti semula.

Saat dikonfirmasi, Kepala Unit Pelaksana Tugas (PLT) Malioboro, Ekwanto, mengaku tidak bisa memberi keterangan panjang lebar.

Namun, ia memastikan, tetenger dan tiang-tiang pancang saat ini sudah terpasang, sehingga tidak perlu lagi dipermasalahkan.

"No comment. Tapi, kita sudah koordinasikan dengan internal, kami berupaya sekuat tenaga. Kalau memang masih ada, ya dicari. Saya juga sempat pusing, lha saya orang baru, terus tiba-tiba muncul masalah ini," katanya, Jumat (6/7/2018).

Baca: Tiang Pancang dan Tetenger Jenderal Sudirman Menghilang dari Pedestrian Malioboro

Setelah menjalin koordinasi internal dengan jajaran, titik terang perihal menghilangnya tetenger Pangsar Jenderal Sudirman, beserta tiang-tiang pancang tersebut mulai tampak, dimana beberapa waktu lalu, ternyata memang sempat dilepas dengan sengaja.

"Awalnya dulu ada event yang mengharuskan kami untuk melepas peluru, atau tiang-tiang pancang yang dianggap hilang itu. Begitu juga dengan bangku dan kanopi yang ada di sekitar situ. Setelah kegiatan selesai, yang lain langsung dipasang lagi," jelasnya.

"Tapi, untuk tiang-tiang pancang itu, memang belum. Karena terlena dengan pekerjaan-pekerjaan dan kesibukan lain, kami lupa kalau itu juga harus dipasang kembali," tambah Ekwanto.

Lebih kanjut, karena tidak ingin memperpanjang polemik, sekaligus menghindari bermacam tudingan dari masyarakat, ia lantas meminta jajarannya untuk mencari keberadaan tetenger dan tiang-tiang pancang yang terlepas selama beberapa waktu itu.

"Ternyata, tetenger dan tiang-tiang pancangnya masih di UPT, tertumpuk dengan barang-barang di gudang. Saya minta tolong agar segera dikembalikan seperti semula. Saya tidak mau tahu, kembalikan semua, daripada jadi polemik dan fitnah," tandasnya.

Baca: Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Ajak Masyarakat Mengenali Peristiwa Sejarah Melalui Tetenger

Meski sempat dibiarkan terbengkalai di gudang, Ekwanto memastikan, penanda bangunan cagar budaya, beserta tiang-tiang pancang sebagai pembatas tersebut, masih dalam kondisi bagus dan tidak mengalami kerusakan sama sekali.

"Setelah ketemu, saya minta agar dikembalikan seperti semula, sekarang kan sudah dipasang dan tidak ada kerusakan juga," ucapnya.

Sementara pedagang kaki lima (PKL) yang sempat berjualan di lokasi tersebut, saat tetenger dan tiang-tiang pancang terlepas, juga sudah tidak terlihat lapaknya.

Menurut Ekwanto, pihaknya sudah mengimbau, supaya PKL tidak berjualan di situ.

"Karena dalam suasana yang belum nyaman, jadi saya minta agar tidak berjualan di situ dulu lah, sampai suasananya kondusif dulu. Nanti, PKL yang di situ akan kita atur dengan tepat," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved