Kota Jogja
Antrean Pendaftar Mengular Saat Verifikasi Jalur Zonasi
Ia mengungkapkan, dengan adanya sistem zonasi ini menjadi tantangan baru bagi pihak sekolah, khususnya guru.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Antrean calon peserta didik baru di SMPN 15 Yogyakarta tampak mengular, Kamis (5/7/2018).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, kemarin merupakan hari pertama pelaksanaan verifikasi jalur zonasi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP.
Satu di antara orang tua siswa yang datang untuk mendaftarkan anaknya adalah Hariyati.
Warga Baciro Gondokusuman tersebut memilih SMPN 15 sebagai pilihan pertamanya.
Disusul dengan dua pilihan lainnya yakni SMPN 4 dan 5 Kota Yogyakarta.
Baca: Pendaftaran Berakhir Hari Ini, Cek Pengumuman PPDB SMA/SMK Negeri di DIY Melalui Cara Berikut
Ia mengaku memilih SMPN 15 di pilihan pertama karena jaraknya yang dekat dengan rumah.
Pun dengan kedua SMPN lainnya yang ia masukkan ke dalam opsi.
Walaupun berpeluang untuk mengisi 16 sekolah, ia hanya memutuskan tiga sekolah tersebut karena enggan terlontar ke SMPN lain yang jaraknya justru lebih jauh dari kediamannya.
"Kalau saat mendaftar itu otomatis sudah kelihatan jaraknya. Dari rumah ke sini (SMPN 15) jaraknya hanya 500 meter," tuturnya, Kamis (5/7/2018).
Ia menambahkan, bahwa lebih menyukai PPDB dengan sistem zonasi seperti yang mulai diterapkan tahun ini.
"Zonasi nggak ribet. Prosedurnya malah lebih enak zonasi. Kalau dulu yang pakai nilai kan harus mantau terus," ucapnya.
Baca: PPDB Tingkat SMP di Gunungkidul Alami Kendala
Walau tak menemui kendala dalam prosedur yang diterapkan dalam PPDB jalur zonasi, ia menjelaskan bahwa antrean pendaftar untuk calon peserta didik baru dia rasakan lebih banyak jumlahnya.
"Kalau zonasi paling cuma lama antrenya. Nunggu dipanggil," urai Hariyati.
Sekretaris PPDB SMPN 15 Yogyakarta, Rimawati menjelaskan bahwa hingga kemarin siang terpantau semua prosedur untuk PPDB jalur zonasi tidak mengalami kendala.
Penetapan jarak yang berbasis peta udara dari RW ke sekolah, menampilkan jarak yang sesuai.
"Tidak ada maslah jarak. Begitu daftar online, ada jarak dari RW ke sekolah. Entry dan verifikasi lancar. Internet juga bagus," tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa rata-rata calon peserta didik yang mendaftar melalui jalur zonasi memasukkan pilihan sebanyak 4-5 pilihan sekolah.
Ia pun menuturkan, telah mencoba mengajak komunikasi beberapa orang tua yang bahkan hanya mencantumkan satu pilihan sekolah untuk menambahkan pilihan kedua, ketiga, dan seterusnya untuk sekolah tujuan sang anak.
"Kalau tidak diterima di pilihan pertama, kan bisa terus ke pilihan kedua dan seterusnya. Tapi semua tergantung keputusan masing-masing," bebernya.
Rima menambahkan, untuk jalur prestasi yang terdiri dari 15 persen siswa dalam kota atau sejumlah 51 kursi dan 5 persen siswa luar kota atau sejumlah 17 kursi, telah terisi penuh.
"Dan semuanya telah melakukan daftar ulang," ucapnya.
Baca: Inilah Jalur Resmi dan Prosedur Pendaftaran Ujian Mandiri di UGM, UNY dan UPN Veteran Yogyakarta
Sementara untuk siswa jalur khusus dengan kuota 5 persen atau setara dengan 17 kursi, hanya terisi 4 kursi sehingga 13 kursi sisanya ditambahkan untuk kuota siswa jalur zonasi.
"Total untuk jalur zonasi ada 268 kursi yang diperebutkan hari ini (kemarin, red) dan besok (hari ini, red)," tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan adanya sistem zonasi ini menjadi tantangan baru bagi pihak sekolah, khususnya guru.
Hal tersebut dikarenakan siswa yang masuk adalah mereka yang memiliki nilai USBN beragam, dari yang tinggi hingga rendah.
"Kalau saat ini, sekilas yang kami lihat, ada siswa pada jarak 0,2 Km nilainya 140. Ini tantangan besar para guru. Niatkan berapapun nilai mereka, selama mereka punya akhlak baik, pasti bisa diarahkan," ucapnya.
Kondisi tersebut, imbuhnya, berbeda jauh dengan rata-rata nilai calon peserta didik tahun lalu yang berada di rentang 210, atau untuk siswa KMS rata-rata adalah 180.(TRIBUNJOGJA.COM)