Kisah Menegangkan Para Pilot yang Selamat dari Kawasan Misterius Segitiga Bermuda

Banyak kisah pesawat hilang, tapi ada juga yang selamat. Inilah kisah menegangkan para pilot yang selamat dari kawasan misterius Segitiga Bermuda

Editor: Mona Kriesdinar
YOUtube
Ilustrasi kawah raksasa di bawah Segitiga Bermuda di Laut Barents. Diyakini, kawah itu menjadi penjelasan yang paling masuk akal mengenai penyebab hilangnya kapal dan pesawat 

TRIBUNJOGJA.com - Siapa yang tidak tahu mengenai Segitiga Bermuda, sebuah kawasan di Samudra Atlantik seluas 4 juta km persegi.

Kawasan yang diselimuti dengan berbagai kisah misteri ini "terbentuk" dari tiga tempat yang bila ditarik garis penghubung akan membentuk sebuah bidang segitiga. Ketiga tempat itu adalah teritorial Britania Raya, Puerto Riko, dan Miami.

Berbagai kisah hilangnya kapal dan pesawat yang melintas masih terus terdengar hingga saat ini. Kisah hilangnya lima pesawat tempur Amerika, Bomber Torpedo, yang tergabung dalam skuadron Flight 19 pun menjadi sorotan dunia saat itu—mungkin juga sampai saat ini.

(Baca: Inilah Sejumlah Misteri Kengerian yang Tersimpan di Segitiga Bermuda)

Tidak berfungsinya alat navigasi pada pesawat dalam kawasan itu, fenomena alam, hingga keterlibatan alien pun seringkali dituding sebagai penyebab hilangnya pesawat dan kapal di sana.

Walau banyak kisah mengenai hilangnya pesawat dan kapal, namun kisah mengenai orang-orang yang selamat dari "cengkeraman" segitiga bermuda pun juga menjadi penyeimbang pemberitaan.

Meski begitu, kesaksian mereka juga tetap menyisakan banyak pertanyaan.

(Baca: Ilmuwan Ungkap Misteri di Segitiga Bermuda, Begini Penjelasan Kenapa Kapal Sering Hilang)

Berikut merupakan kisah menegangkan para pilot yang selamat dari kawasan misterius Segitiga Bermuda

Bruce Gernon

ruce Gernon memulai perjalanan dari Andros Town Airport di Bahama menggunakan pesawat Beechcraft Bonanza A36 bersama dengan ayah dan rekan bisnisnya, Chuck Lafeyette.

Dalam penerbangan, Bruce melihat awan besar dengan perkiraan ketinggian 18 km dari darat. Saat itu mereka berada dekat dengan pulau Bimini.

Manuver untuk menghindari awan tersebut pun dilakukan. Sambil menghindar, Bruce memerhatikan bahwa awan tersebut berubah bentuk dan melengkung seperti donat dengan diameter 48 km.

Pesawat pun terjebak di dalam "awan donat" tersebut.

(Baca: Ahli Temukan Zona Anomalous Magnetik di Segitiga Bermuda China)

Setelah menerbangkan pesawatnya sejauh 20 km, Bruce melihat sebuah celah pada sisi barat awan dan memilihnya sebagai jalur untuk keluar dari awan.

Terbang melewati celah tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 detik.

Dalam cerita yang dibagikan, Bruce mengatakan bahwa di dalam celah pelarian itu ia sempat merasa (sekitar lima detik) pesawat terbang tanpa beban dan kecepatan pun bertambah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved