Idul Fitri 1439 H
Kreativitas Malam Takbir Sambut Kemenangan
Di malam takbir ini selain sebagai simbol dari perayaan kemenangan juga sebagai ajang kreativitas.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pawai malam takbir merupakan salah satu acara yang ditunggu-tunggu umat muslim, Kamis (14/6/2018) malam.
Di malam takbir ini selain sebagai simbol dari perayaan kemenangan juga sebagai ajang kreativitas.
Replika kitab suci Alquran, lafal Allah, burung ababil, gajah, bahkan ogoh-ogoh ikut menambah semarak perayaan takbir keliling malam ini.
Pantauan Tribun Jogja, pawai malam takbir ini meriah dari kawasan Imogiri, Bantul hingga Panggang, Gunungkidul.
Pantauan Tribun Jogja, pawai terlihat semarak di kawasan Siluk, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
Di kawasan tersebut, warga terlihat mengarak burung ababil dan gajah.
Dua simbol hewan ini ternyata mengandung makna filosofis yang cukup dalam.
Baca: Hanoman Raksasa Meriahkan Takbir Keliling di Kotagede
Anang Zaenudin, warga Lanteng, Selopamioro, Kecamatan Imogiri menjelaskan, pembuatan replika burung ababil dan gajah punya makna yang dalam.
Konon, ada pasukan raja Abrahah dengan naik gajah akan menghancurkan kabah.
"Lalu diutuslah burung ababil membawa batu neraka untuk dilempar ke pasukan gajah," paparnya kepada Tribun Jogja.com.
Proses pembuatan gajah dan replika burung ababil ini merupakan kreativitas dari karangtaruna tunas muda Lanteng 2.
Pembuatannya pun cukup unik, yakni dibuat maraton selama dua minggu dengan barang-barang bekas.
"Untuk biayanya menelan anggaran Rp 3 juta. Namun, teman-teman cukup antusias," paparnya.
Baginya, perayaan malam takbir adalah sebuah kepuasan karena merupakan kemenangan atas mengalahkan hawa nafsu selama berpuasa.
Selain itu, pawai takbir juga bisa mempererat persaudaraan.
Replika Alquran
Ada yang menarik selama pawai malam takbir di kawasan Kecamatan Panggang, malam ini.
Baca: Cuaca Wilayah DIY Berawan Hingga Cerah Berawan Saat Idul Fitri 1439 H Besok
Ratusan warga nampak bersemangat membawa obor minyak berkeliling mengarak beragam replika.
Replika yang paling menarik adalah Alquran, masjid, dan juga lafal Allah.
Di kawasan pegunungan ini, warga memang nampak bersemangat dalam mengikuti pawai takbir.
Bahkan, sebagian warga pun cukup antusias dengan menonton di pinggir jalan.
"Sudah menjadi tradisi ikut menonton takbiran. Senang bisa melihat kreativitas dan sekaligus merayakan kemenangan," ujar Listiyani, warga Panggang.
Pawai cukup semarak juga terlihat di kawasan Pranti, Kecamatan Pundong, Bantul, Nawungan, Imogiri, hingga Kecamatan jetis.
Bahkan, terlihat ada mobil truk yang mengangkut salawatan lengkap dengan alat musik gamelan dan modern. (Tribunjogja.com)