Features
Duka Mendalam Kehidupan Tukang Sampah Jujur Jubaidi, Hidup Sebatang Kara di Usia Senjanya
Anak-anaknya sudah hilang komunikasi semenjak keduanya menikah dan saat ini tak pernah ada kabarnya.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Lelaki tua itu terlihat duduk santai, seusai bekerja memungut sampah, siang itu, ketika Tribun Jogja menyambangi kediamannya di Jalan Gambiran, nomor 14, Umbulharjo, Yogyakarta.
Ia memakai kopiah hitam, batik coklat dan celana kain yang digulung ujungnya sampai ke atas mata kaki.
Lelaki itu adalah Jubaidi (65) warga asal Mojokusumo, Kemlagi, Mojokerto.
Ia adalah tukang sampah jujur yang pekan lalu, diundang ke Jakarta.
Saat diundang pada acara KADIN di Jakarta tersebut, ia pun berkesempatan untuk berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo yang juga menjadi tamu pada acara itu.
Baca: Mengenal Lebih Dekat Pak Jubaidi, Tukang Sampah Jujur Bertemu Presiden Jokowi
Namun, siapa sangka, di balik kerendahan hati dan jiwa kejujuran yang dimilikinya, Jubaidi menyimpan duka amat dalam.
Di usianya yang sudah tak bisa dikatakan muda lagi, ia hanya berharap masih diberi kesempatan untuk bertemu anak-anaknya yang sudah lama terpisah darinya.
Saat ini ia tinggal sebatang kara di dalam sebuah kamar kos kecil, berukuran 3x4 meter persegi.
Setiap hari ia terpaksa harus merenda rindu, setelah anak-anaknya bersuami dan pergi dari kehidupannya.
Sementara istrinya, sudah lama meninggal dunia sebelum Yogyakarta terjadi gempa tahun 2006 silam.
"Istri saya sudah meninggal dunia sebelum gempa," ujar Jubaidi, Sabtu (9/6/2018).
Baca: Kisah Pertemuan Zubaidi, Tukang Sampah Jujur asal Yogyakarta dengan Presiden Jokowi
Diungkapkan oleh Jubaidi, ia memiliki dua orang anak, bernama Nurul dan Fitri.
Dari kabar yang ia peroleh, kedua putrinya tinggal dan menetap di daerah Lamongan dan Balongpanggang, Gresik.
Namun, anak-anaknya sudah hilang komunikasi semenjak keduanya menikah dan saat ini tak pernah ada kabarnya.
"Sebetulnya saya kangen. Saya pengen bertemu anak-anak saya," tuturnya.
Ia sendiri mengaku ingin mengunjungi kediaman anak-anaknya, namun alamat pastinya tidak pernah diketahui.
"Lamongan dan Balongpanggang kan luas. Saya tidak tahu anak saya tinggal dimana,"ungkapnya.
Ia berharap lewat pemberitaan dari berbagai media massa, anaknya saat ini bisa mengetahui alamat persis kamar kos miliknya di Yogyakarta.
"Anak saya mungkin mau mencari saya di Yogyakarta takut. Nggak tau alamat kos saya. Dulu, waktu masih bisa komunikasi lewat telepon saya bilang: 'nduk, kalau kamu ke kebun binatang (gembira loka) nanti kamu ketemu bapak," tutur Jubaidi.
Baca: Bukan Hanya Sekali, Jubaidi Akui Berulang Kali Menemukan Uang Jutaan Rupiah. Semuanya Dikembalikan
Namun, hingga kini kedua anaknya tak pernah berkunjung.
Ia sendiri mengaku kebingungan jika harus mencari alamat lengkap kedua putrinya.
Jubaidi hanya bisa tertunduk, mengenang kedua putrinya raut wajahnya tampak sedih.
Ada gemuruh dalam sanubarinya yang tertahan untuk dikeluarkan.
Setelah cukup lama, ia kemudian berkata yang ia tujukan kepada kedua anak-anaknya, dimana pun berada.
"Nak, semenjak tidak ada ibumu Bapak bekerja menjadi tukang sampah. Bapak ingin mengirimi kamu uang untuk jajan, tapi tidak ada alamatnya," ucapnya.
"Bukan hanya sekarang bapak pengen ngirim kamu uang, Nak. Setiap bapak bayaran, bapak pengen ketemu. Tapi tidak tahu alamatnya," lanjut Jubaidi. (*)