Jet Tempur China
Dua Jet Tempur China Akan Kawal Kim Jong-un dari Pyongyang ke Singapura
Dua Jet Tempur China Akan Kawal Kim Jong-un dari Pyongyang ke Singapura
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China akan mengirimkan jet-jet tempurnya guna mengawal penerbangan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Pesawat-pesawat tempur terbaru China akan mengawal pesawat terbang Kim Jong-un sejak meninggalkan Pyongyang, menuju tempat pertemuan dengan Presiden Donald Trump di Singapura.
Kabar ini diwartakan South China Morning Post mengutip sumber militer Korea Selatan. Berita ini dikutip situs Sputnik, Jumat (8/6/2018) dini hari WIB.
"Mengawal (seorang kepala negara) dengan jet tempur adalah protokol keamanan tertinggi yang bisa diberikan angkatan udara,"kata sumber militer Korsel dikutip SCMP.
Ia menambahkan, sikap dan keputusan China itu memberi pesan kuat kepada AS dan sekutunya, termasuk Korsel, bahwa China memberi dukungan kuat kepada Korut.
Surat kabar Hongkong yang diakuisisi raksasa online Ali Baba pada Desember 2015, menambahkan, China memberi pengaruh kuat pada Pyongyang sehingga bersedia duduk dalam pertemuan dengan pemimpin AS.
Baca: Kukri, Senjata Andalan dan Mematikan Pasukan Gurkha
Meski Presiden Trump telah mengirimkan surat pembatalan pertemuan di Singapura 12 Juni, namun di balik layar proses menuju pertemuan bersejarah itu terus digalang.
Sepekan setelah membatalkan, Trump memberi pernyataan tersirat, ia masih memberi kesempatan pada Kim Jong-un. Utusan khusus Korut sudah bertemu Menlu Mike Pompeo di Washington.
Di Singapura, pertemuan direncanakan digelar di Hotel Fullerton. Tuan rumah telah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk pengamanan maksimum baik untuk Trump maupun Jong-un.
Pertemuan ini menerbitkan harapan besar terwujudnya perdamaian menyeluruh di Semenanjung Korea.
Kim Jong-un telah memulainya dengan bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in dan mengakhiri permusuhan selama 68 tahun akhir April lalu.
Korut juga berkomitmen menghentikan program senjata nuklir atau denuklirisasi yang akan bermanfaat bagi terciptanya keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Timur.
Ia telah memulai dengan memusnahkan sebuah situs tes senjata nuklir dua pekan lalu.
Bagi AS, pertemuan ini kemungkinan akan menimbulkan banyak dampak. Termasuk sektor ekonomi.
AS bisa mengurangi defisit perdagangan, terutama dengan China, partner terbesar mereka.
Sementara bagi China, perdamaian di Korea akan membuka jalur pasar dagang sangat luas. Membentang dari China, Korea, hingga Rusia.
Kesediaan Kim Jong-un berdamai juga disambut Korsel dengan rencana besar pebangunan jalur kereta api dua Korea, terhubung hingga Vladivostok, Rusia.(*)