Lifestyle
Selama Tak Berlebihan, Konsumsi Micin Tidaklah Menjadi Masalah
Tak jarang orangtua khawatir jika micin memberi efek tak baik bagi kesehatan buah hatinya.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM - Monosodium Glutamat (MSG) atau kini lebih populer dengan istilah micin, kerap menjadi perdebatan, apakah baik untuk dikonsumsi atau tidak.
Terlebih bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Tak jarang orangtua khawatir jika micin memberi efek tak baik bagi kesehatan buah hatinya.
Segala sesuatu yang belebihan itu tak baik. Begitu pula yang berlaku pada micin.
Seperti yang dijelaskan oleh Lily Arsanti Lestari, dosen Gizi Kesehatan UGM.
Menurutnya praktik konsumsi micin di Indonesia masih kurang tepat.
"Kalau masak sayur satu panci, micin atau MSG-nya cuma seujung sendok teh itu nggak masalah," kata Lily.
"Tapi kalau satu mangkok bakso atau mi ayam micinnya sampai satu sendok teh. Atau baksonya dikasih micin sampai disok, itu praktik yang salah," jelasnya.
Baca: Micin Aman Dikonsumsi? Ini Faktanya
Lily mengaku, memang masih kerap tedapat pro dan kontra soal konsumsi micin ini.
Namun, menurutnya selama tak berlebihan, konsumsi micin tidaklah menjadi masalah.
"Biasanya ada RDI atau recommeded daily intake, ADI atau allowance dietary intake, yang dizinkan untuk dikonsumsi seberapa. Tapi untuk MSG ini tidak ada batasannya," ujarnya.
"Sebenarnya glutamat itu asam amino yang dimetabolisme oleh tubuh. Cuma yang dikhawatirkan karena dia terikat dalam natrium, kalau dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertensi," sambungnya.
Alergi konsumsi MSG pun dapat pula terjadi.
Namun menurut Lily, alergi terhadap MSG ini hanya beberapa orang saja yang mengalaminya.
"Ada sebagian individu yang alergi. Ketika makan MSG timbul gejala Chinese Syndrome Restaurant, seperti mual atau pusing," tuturnya. "Tapi itu banyak diderita orang ras kaukasian, orang Asia tidak. Mungkin orang Asia hanya di bawah satu persen saja," lanjutnya.
Baca: Efek Konsumsi MSG secara Berlebihan
Orangtua ada baiknya mengontrol konsumsi MSG untuk anak.
Terlebih MSG terdapat pada makanan ringan yang banyak dikonsumsi anak-anak.
"Kalau seminguu hanya makan satu atau dua nggak masalah. Kalau tiap hari dan setiap hari konsumsi banyak, itu yang nggak bagus," paparnya.
Termasuk juga MSG yang terdapat dalam bumbu mi instan.
"Kalau di mi instan ini, saya sendiri ya biasanya nggak semua bumbunya saya pakai. Sepertiganya saja," ujar Lily.
"Jangan tiap hari makan mi instan juga. Tapi semuanya tergantung kita. Jadi harus bijak memilah-milah," sambungnya.
Baca: Ini Bahayanya Terlalu Banyak Konsumsi Mie Instan
Selain itu, Lily juga menyampaikan, tentang pengaruh micin terhadap kecerdasan menurutnya tak ada hubungannya.
"Ada penelitian konsumsi micin hubungannya dengan kemampuan kognitif. Tidak ada hubungannya," ujarnya.
Juga, tentang MSG memberikan efek mati rasa, Lily memiliki penjelasannya.
"Bukan mati rasa, hanya karena sudah terbiasa makan yang enak, rasanya gurih, saat makan yang rasanya beda jadi tidak bisa merasakan itu," jelasnya.
Komposisi gula dan garam dapat diatur sedemikian rupa agar menciptakan rasa gurih.
"Kalau memang menghindari micin, bisa mengatur komposisi gula dan garam," kata dia.
"Kalau pakai penyedap makanan lain, kaldu kemasan misal, itu juga ada kandungan MSG nya tapi levelnya berbeda dan sudah ada tambahan bahan lain," terangnya.
"Sebenarnya tanpa MSG pun dalam bahan makanan seperti daging sudah mengandung rasa gurih alami," sambungnya.(TRIBUNJOGJA.COM)