Aktivitas Merapi
Warga Tunggularum Lihat Hutan Lereng Barat dan Selatan Terbakar
Dari arah Dusun Tunggularum yang terletak di barat daya gunung, asap itu terlihat di lereng barat puncak Merapi.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah warga Dusun Tunggularum menyaksikan kepulan asap dari hutan atau semak-semak yang terbakar pascaletusan Merapi, Jumat (1/6/2018) pagi.
Dari arah Dusun Tunggularum yang terletak di barat daya gunung, asap itu terlihat di lereng barat puncak Merapi.
Titik kecil kepulan asap juga terlihat di lereng selatan.
Baca: BTNGM Pastikan Kebakaran di Lereng Merapi Berskala Kecil
"Terlihat kepulan asap dari area hutan atau semak-semak yang terbakar di lereng barat," kata Ratiyem, warga Tunggularum.
"Di lereng selatan juga terlihat, di Kendit," tukas Bani Hargo, anak Ratiyem.
Rumah mereka tak jauh dari gardu pandang dan bunker Tunggularum.
Ratiyem dan Bani Hargo mengaku yakin asap hutan terbakar karena bisa dibedakan warnanya dengan semburan debu vulkanik dari puncak gunung.
"Asapnya lebih putih, dan membubung. Kalau letusan kan langsung nyembur ke atas. Kepulan asap itu juga muncul sesudah letusan," lanjut Ratiyem.
Dusun Tunggularum terletak di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.
Jarak dari dusun ini ke puncak Merapi sekitar 7-8 kilometer.
Baca: 3 Kecamatan di Magelang Ini Terdampak Abu Vulkanik Merapi
Letusan freatik Merapi Jumat pukul 08.20 sempat membuat waswas warga.
Namun tidak samapi ada evakuasi atau pengungsian mandiri.
Parji Suwarno (63), warga Dusun Tunggularum, saat letusan tengah membersihkan kebun cabainya di tegalan Nglengkong.
Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar, disusul gemeletar tanah yang diinjaknya.
Parji spontan menengok ke utara, melihat debu menyembur bergulung-gukung dari puncak Merapi.
Ia lalu cepat-cepat membereskan peralatan kebun, dan turun ke kampungnya.
Sejumlah petani lain di sekitar juga melakukan hal sama.
Jarak kebun cabai ke rumah Parji sekitar dua kilometer.
Ia turun naik motor.
Sudah tidak ada permukiman lagi di sekitar kebun tersebut.
Sesampainya di jalan dusun dekat rumahnya, sudah ramai warga berjejer di tepi jalan.
Mereka semua memandang ke utara, menyaksikan kolom letusan Merapi yang bergulung-gulung.
Tim patroli Polsek Turi, relawan dan petugas BPBD Sleman di posko Turi kemudian berdatangan memantau situasi.
Setelah situasi dianggap aman karena kolom letusan tertiup angin ke arah selatan dan tenggara, warga melanjutkan kegiatan seperti biasanya.
Situasi terkini di sekitar Tunggularum, cuaca sangat cerah.
Bahkan cenderung panas terik.
Tubuh Gunung Merapi terlihat jelas dari kaki hingga puncaknya.
Asap mengepul tipis ke arah barat laut.
Parji Suwarno mengatakan, tiga hari terakhir cuaca sama, cerah dari pagi hingga malam.
"Malam suhu cukup ekstrem dingin. Tadi pagi saja saja sampai ke kebun masih menggigil saking dinginnya," kata bapak dua anak yang semuanya bekerja di Jakarta.(Tribunjogja.com/xna)