Bantul
Demi Hidupi Cucu Difabel, Nenek 56 Tahun Banting Tulang Berjualan Pecel di Imogri
Semua pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari dilakukan secara mandiri, mengingat suami dan kelima anaknya sudah tak lagi tinggal di rumah.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Namun, janji hanyalah tinggal janji.
Janji dari surat tersebut tak pernah ditepati.
"Agung, anak saya itu, sampai sekarang nyatanya tak pernah pulang, tak pernah berkabar," ujar dia.
Diungkapkan oleh Warzanah, Cahyo, sejak kecil memang sudah menderita sakit.
Namun, sampai saat ini, tak pernah diketahui secara pasti, sakit apa yang diderita cucunya itu.
Pernah suatu ketika, ia mencoba memeriksakan kondisi kesehatan cucunya itu di puskesmas setempat.
"Kata Dokternya, sakit polio. Tapi sebab pastinya saya nggak tau," tutur dia.
Saat ini, Warzanah mengaku hanya bisa pasrah atas kondisi yang dialami oleh cucunya.
Ia berharap suatu waktu ada keajaiban, sehingga ia bisa menyaksikan cucu kesayangannya tersebut bisa berjalan seperti anak-anak pada umumnya.
Ketika ditanya terkait bantuan, Warzanah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan apa-apa.
Baik dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten.
Bantuan diakuinya justru datang dari perorangan maupun komunitas yang peduli anak.
Ada yang memberinya sembako, roti hingga kasur dan pempres.
"Saya tidak bermaksud ingin mendapatkan bantuan. Tapi setidaknya ada yang peduli pada Cahyo, dengan segala keterbatasannya," ucap Warzanah. (*)