Kulonprogo

Inovasi Kerakyatan Kulonprogo Menuju New York

Kabupaten terbarat di DIY ini dipandang memiliki konsep perekonomian kerakyatan yang inovatif dan menarik bagi negara-negara asing.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo saat mempresentasikan inovasi perekonomian kerakyatan ala Kulonprogo dalam forum ICSB di markas PBB di New York, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Dinamika Kulonprogo rupanya tengah terlihat berkilau di mata dunia internasional.

Kabupaten terbarat di DIY ini dipandang memiliki konsep perekonomian kerakyatan yang inovatif dan menarik bagi negara-negara asing.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo beberapa waktu lalu mendapat kesempatan berharga.

Ia diundang mewakili Asia untuk berbicara di depan forum pertemuan International Council for Small Business (ICSB) tentang masa depan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM/MSME's) dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG's) dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Dalam pertemuan yang berlangsung di markas PBB di New York, Amerika Serikat, 12 Mei 2018 itu, Hasto tampil bersama beberapa walikota dari negara lain.

Hasto sendiri diundang ke forum itu karena sebelumnya telah memenangkan Natamukti Awards yang digelar oleh ICSB Indonesia didukung Kementerian Koperasi dan UMKM.

Ia juga pernah didapuk sebagai Kepala Daerah Entrepeneurial yang digelar Asosiasi Pemerintah Kabupaten se-Indonesia (APKASI) bersama Markplus, Inc pada 2017 lalu.

Sedangkan dalam forum ICSB di New York itu, Hasto dilantik sebagai anggota kehormatan.

Dalam forum bertema Human Entrepeneurship ini, Hasto turut ambil bagian untuk mempresentasikan inovasinya dalam ekonomi kerakyatan melalui pengembangan UMKM hingga pemberdayaan koperasi.

Untuk diketahui, dalam pengembangan ekonomi kerakyatan ini, Kulonprogo menempuh beberapa program strategis berkelanjutan.

Di antaranya program Bela Beli Kulonprogo untuk mengangkat produk lokal beserta pendampingan pemerintah daerah terhadap para pelaku UMKM hingga pemberdayaan koperasi rakyat yang mengakuisisi toko modern berjejaring menjadi toko modern milik rakyat atau biasa disebut Toko Milik Rakyat (Tomira).

"Bagi mereka (forum internasional), itu jadi penting karena nilai humanismenya tinggi. Kami bersyukur karena hal-hal kecil ini dihargai dunia dan ini membesarkan hati dan semangat kami," kata Hasto, sepulang dari New York, Rabu (16/5/2018).

Hasto memaparkan, konsep lama berbisnis, baik skala kecil maupun medium hanyalah mementingkan satu nilai saja yakni besaran kapital.

Konsep tersebut kini sudah berubah seiring perkembangan zaman dan bergeser pada pentingnya pemenuhan nilai-nilai lain.

Dalam konsep ekonomi kerakyatan di Kulonprogo, kata Hasto, nilai-nilai itu datang dari unsur tepa salira dan memanusiakan manusia secara kemanusiaan yang berwujud sikap kegotongroyongan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved