Bantul

Enggan Dibawa ke RS Ghrasia, Pemuda di Imogiri Nekad Gantung Diri

Tak ingin terjadi hal tak buruk, keluarga meminta bantuan petugas Polsek Imogiri membawa korban ke RS Ghrasia.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Rumah Untung Sugianto (22) warga Nogosari 1, RT 04, Wukirsari, Imogiri, Bantul yang gantung diri hingga meregang nyawa sedang didatangi para pelayat, Jumat (4/5/2018) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Untung Sugianto (22) warga Nogosari 1, RT 04, Wukirsari, Imogiri, Bantul harus meregang nyawa di rumahnya, Jumat (4/5/2018) siang dengan cara gantung diri.

Modus korban nekat bunuh diri diduga stress dan takut dibawa ke RS Ghrasia.

Daliman, Ketua RT 04 mengatakan, korban diketahui memang punya riwayat gangguan jiwa.

"Korban ini lama tinggal di Sampit, lalu pulang ke Jawa sekitar dua tahun lalu, saya dengar ia ikut padepokan di Piyungan. Setelah itu mulai bertingkah tidak wajar," katanya.

Sejak saat itu korban sempat beberapa kali dibawa ke RS Ghrasia untuk mendapat pengobatan.

Kondisi korban diketahui sempat membaik.

Namun akhir-akhir ini kembali kumat.

Keluarga pun memilih kembali membawa korban ke RS Ghrasia beberapa hari lalu.

Tak ingin terjadi hal tak buruk, keluarga meminta bantuan petugas Polsek Imogiri membawa korban ke RS Ghrasia.

Sayang, ketika petugas datang ke rumah dengan memakai pakaian sipil, korban justru ketakutan dan lari keluar rumah pada Kamis (3/5/2018) siang.

"Tapi sore harinya korban kembali ke rumah. Kondisinya membaik. Keluarga sempat merasa lega. Tapi sebelumnya korban ini memang sering ketakutan jika ingin dibawa ke RS Ghrasia. Dia juga sering mengancam bunuh diri kalau akan dibawa ke rumah sakit," kata Daliman.

Jumat siang, korban ditemukan ibunya sudah tak bernyawa dengan kondisi tergantung tali tampar terikat di cor kuda-kuda rumah.

Sejak pagi, korban ditinggal sendirian di rumah karena ibunya, Tukiyem membeli kedelai dan ayahnya, Sugeng menjual ayam di Pasar Jejeran.

Panit 1 Unit Reskrim Polsek Imogiri, Iptu Sigit Tejasukmana membenarkan, korban memang diketahui mengalami gangguan jiwa.

Ia juga tak menampik, jika pihak keluarga sempat meminta petugas Polsek Imogiri membawa korban periksa ke RS Ghrasia.

Hasil identifikasi sementara, korban memang diketahui murni melakukan tindakan bunuh diri.

"Murni bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda bekas luka penganiayaan di tubuhnya. Sempat keluar darah di mulut tapi itu efek pembuluh pecah akibat gantung diri," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved