Rekaman Asli Pendakian ke Gunung Merapi Saat Bergejolak Tahun 1921
Ini merupakan rekaman asli pendakian ke Gunung Merapi pada tahun 1921 justru ketika gunung merapi tengah bergejolak
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.com - Tahun 2010 lalu, Gunung Merapi meletus dahsyat. Memuntahkan 150 juta meter kubik meterial vulkanik. Letusan juga meluluhlantakan wilayah yang berada di lereng merapi.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (30/11/2010), 61.154 orang mengungsi, 341 orang tewas, dan 368 orang harus rawat inap. Amukan awan panas dan material jatuhan menyebabkan 3.307 bangunan rumah, sekolah, puskesmas, dan pasar rusak. Nilai kerugian mencapai Rp 4,23 triliun.
Jauh sebelum itu, Gunung yang berada di utara DIY ini juga tercatat pernah bergeliat.
Semisal letusan pada tahun 1822 - 1823.
Baca juga:
Kisah Gunung Merapi yang Ditancapkan Para Dewa untuk Menyeimbangkan Pulau Jawa
Misteri Garis Imajiner Gunung Merapi, Keraton, Hingga Laut Selatan yang Melegenda
Kubah lava runtuh kemudian membentuk kawah berdiameter 600 meter dengan bukaan mengarah ke Kali Apu, Kali Blongkeng dan Kali Woro.
Letusan ini juga melahirkan awan panas yang meluncur mengubur setidaknya delapan desa.
Merapi kembali meleter antara tahun 1823 dan 1836.
Letusannya terjadi secara tiba-tiba pada tengah malam 25 Desember 1832. Aktivitas vulkanik berlangsung hingga pukul 18.35.
Kemudian Erupsi Merapi pada tahun 1930 juga bencana dahsyat.
Awan panas kembali meluncur hingga 20 kilometer ke arah barat, mengubur 13 desa, merusak 23 desa, dan menewaskan 1.369 penduduk.
Setelah itu, merapi memasuki masa tenang, hingga aktif kembali mulai 19 Maret 1961. Aliran
lava pada bulan Juni diperkirakan mencapai 200.000 meter kubik per hari.
Kubah lava tinggal 10 persen setelah terbongkar dan menciptakan 119 luncuran awan panas.