Pos Polisi UIN Dibakar Massa
Bupati Sleman Menyayangkan Aksi Anarkis di Simpang Tiga UIN
Bupati Sleman menyerahkan kasus kerusuhan yang terjadi di Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga sepenuhnya kepada penegak hukum.
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Siti Umaiyah
TRIBUNJOGJA.COM - Menanggapi kerusuhan yang terjadi di Simpang Tiga UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada Selasa 1 Mei 2018 kemarin, Sri Purnomo selaku Bupati Sleman menyayangkan hal tersebut bisa terjadi.
Mengenai adanya oknum yang telah menyebabkan kericuhan, Bupati mengatakan saat ini dirinya tidak bisa berkomentar terlalu jauh.
"Saya tidak mengerti dan tidak bisa mengomentari terlalu jauh. Kejadian tersebut sangat kita sesalkan. Jangan sampai ke depan kejadian seperti itu lagi," katanya.
Berkaitan dengan oknum yang telah diamankan, Bupati mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.
"Kaitannya dengan hukum, hal tersebut berhubungan dengan pihak kepolisian. Itu menjadi ranah kepolisian, kami tidak bisa berkomentar apa-apa," jelasnya.
Sri Purnomo menerangkan, kegiatan May Day harusnya di isi dengan hal-hal yang lebih positif, seperti halnya kegiatan kekeluargaan.
"Seharusnya kericuhan tidak perlu terjadi. Harusnya kita bisa bersatu antara Pemerintah, Buruh dan Pengusaha dengan melakukan hal-hal positif.Dengan adanya kegiatan keluarga, maka kekondusifan akan bisa tercapai," terangnya.
Mengenai antisipasi, Bupati mengatakan jika pada 1 Mei kemarin, Pemkab Sleman telah berusaha mengadakan kegiatan yang menyatakan antara Pemerintah, Buruh serta Pengusaha.
"Makanya kami berupaya, khususnya di Kabupaten Sleman mengadakan acara yang terdapat unsur pemerintahan, unsur buruh, serta unsur dari perusahaan. Pemerintah berusaha memfasilitasi hal itu. Akomodasinya kita persiapkan," ucapnya. (*)