Bantul

Urusan Budaya, Pejabat Dituntut Dekat dengan Masyarakat

Acara melukis dan mancing ini merupakan rasa kepedulian bersama pada perkembangan budaya di Indonesia, khususnya kota Yogyakarta.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Eko Suryo Maharso saat menghadiri acara lomba lukis dan mancing di Kampoeng Mataraman. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Kolaborasi Aktivis Budaya Yogyakarta (KOBAR) menggelar even lomba mancing dan Lukis di Kampoeng Mataraman, Sabtu (21/4/2018) kemarin.

Menariknya, diantara seratusan orang yang hadir dalam gelaran adiluhung bertajuk 'Habis Mancing Terbitlah Melukis' tersebut, hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Eko Suryo Maharso.

Dalam gelaran itu, Eko tampak menikmati serangkaian kegiatan kebudayaan dengan khusuk membuat sket lukisan di atas kertas.

Panitia acara, Widihasto, mengatakan, keterlibatan pejabat untuk ajur ajer nyawiji golog gilig dengan kegiatan masyarakat sangat diperlukan.

Bukan hanya soal kedekatan fisik semata, melainkan bisa memahami kegelisahan dan suasana batin masyarakat.

"Sehingga ketika merumusken kebijakan pembangunan, dapat sesuai dengan kebutuhan dan harapan rakyat," terang Widihasto, dalam keterangan tertulis kepada tribunjogja.com.

ia berharap semoga kedepan urusan-urusan intangible seperti kemanusiaan, kesejahteraan, kreativitas, sastra, tradisi, keterlindungan warga, lingkungan dan lainnya dapat atensi lebih baik.

Diberitakan sebelumnya, ketua panitia, Gita Gilang mengungkapkan, digelarnya lomba mancing dan melukis dari semua tokoh lintas kalangan merupakan bentuk Kerukunan, kebersamaan dan menghindari dari perpecahan.

"Semua tokoh lintas kalangan ada disini (kampung Mataraman) untuk menjalin kerukunan. Pokoknya NKRI harga mati," katanya, Sabtu (21/4/2018).

Tampak tokoh-tokoh yang terdiri dari penghageng Kraton Yogyakarta, penghageng Puro Pakualaman, pejabat pemerintah, pengusaha, tokoh masyarakat, seniman, budayawan hingga para wartawan beradu dalam lomba mancing.

Acara melukis dan mancing ini merupakan rasa kepedulian bersama pada perkembangan budaya di Indonesia, khususnya kota Yogyakarta.

"Kerja budaya adalah kerja semua kalangan. Lintas disiplin ilmu, lintas bidang. Mereka bertemu disini, bisa saling sapa, saling kerjasama. Bersama-sama memikirkan perkembangan budaya dan kesejahteraan," terangnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved