Hari Kartini
Kartini Masa Kini, Perjuangan Anak Satpam Meraih Gelar Doktor di UGM Ini Patut Diteladani
Kartini masa kini, perjuangan anak satpam UGM meraih gelar doktor di tempat ayahnya bekerja patut diteladani
Penulis: say | Editor: Hari Susmayanti
Sudah 33 tahun ayahnya bekerja di kampus tersebut.
Berasal dari keluarga sederhana, Tyas harus berjuang keras sejak awal, untuk dapat melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Ia meraih gelar Sarjana dari Program Studi Antropologi Budaya UGM, tahun 2003-2007.
Saat itu, Tyas sampai harus berjualan salak bersama temannya, untuk menambah biaya kuliah.
Salak itu mereka jual saat acara wisuda.
Waktu itu, ayah Tyas sempat kesulitan membayar SPP sebesar Rp 1,3 juta, yang cukup besar bagi mereka.
Meskipun demikian, Tyas dan ayahnya tidak putus asa.
"Pas saya kuliah S1 dulu, saya dan teman saya bawa salak masing-masing 50 kg dari Turi. Itu kita bawa pakai sepeda motor. Terus kita jual di sini," tutur Tyas setelah selesai acara wisuda S3 di Grha Sabha Pramana UGM.
Wanita berambut pendek itu kemudian meraih Magister dari Program Kajian Pariwisata, dari 2009 hingga 2011.
Kemudian untuk jenjang S3, ia menempuhnya dalam waktu cukup lama, yakni dari tahun 2013 dan baru lulus Januari 2018, karena sembari mengajar.
Meskipun sudah menjadi seorang dosen, ia tetap nyambi berjualan es krim bikinannya sendiri dan dijual berkeliling dari sekolah ke sekolah.
"Itu saya bikin hasil browsing di internet," tambahnya.
Tyas pun merasa bangga karena sudah dapat membanggakan orangtuanya, dengan meraih gelar Doktor.
Ia berhasil menepiskan tudingan-tudingan miring, yang menyebutnya dapat kuliah tinggi karena mendompleng ayahnya.
Selanjutnya, ia berpesan pada generasi muda, agar tak perlu berkecil hati bila terkendala masalah biaya saat ingin kuliah.