Kota Yogyakarta

Yogyakarta Laboratorium Inovasi, Ciptakan Puluhan Terobosan

Pada 2015, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia menunjuk Pemkot Yogyakarta sebagai Laboratorium Inovasi Daerah

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
ist
Logo Pemkot Yogyakarta 

Kepemilikan Akta Kelahiran hanya sebesar 53 persen, sementara Kartu Identitas Anak (KIA) hanya sebesar 15,01 persen.

Baca: Cegah PTM, Pemkot Yogya Kenalkan Menu Non-Beras

"Saat itu, untuk mengurus berbagai dokumen kependudukan akibat lahirnya seorang bayi, harus mendaftar secara terpisah-pisah, seperti mendaftar akta kelahiran, KIA, perubahan Kartu Keluarga akibat penambahan anggota keluarga baru dan sebagainya," terangnya.

Hal tersebut yang kemudian membuat Kecamatan Danurejan menggagas sebuah inovasi untuk dapat membantu masyarakat dalam memenuhi dokumen terkait kelahiran anak melalui layanan one stop service pengurusan dokumen anak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana menjelaskan bahwa KBS Online sebenarnya KBS Online merupakan inovasi sejak Tahun 2007, namun diajukan dalam lomba inovasi di Tahun 2015.

"Dari inovasi tersebut Wali Kota Yogyakarta mendapatkan Anugerah Ki Hadjar Dewantara dari Mendikbud RI," ucapnya.

Edy mengaku bahwa hingga saat ini KBS Online terus dikembangkan dan terus dibenahi supaya lebih menarik dan pengguna layanan tersebut semakin mendapatkan kemudahan.

KBS online dimaksudkan untuk memberikan ruang konsultasi bagi siswa sekolah baik dari tingkat SD hingga SMA. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan Kota Yogyakarta yang lebih baik.

Baca: Tambah Jam Operasional, Pemkot Tidak Ingin Wisatawan Kecele Saat ke Beringharjo

Sementara itu, untuk inovasi yang terbaru adalah memperpanjang jam buka pasar tradisional hingga malam hari, yang diujicobakan pada Pasar Beringharjo sejak 11 April 2018 lalu.

Inovasi tersebut digagas oleh UPT Pusat Bisnis.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi terkait perpanjangan jam operasional pasar mengatakan bahwa ipaya pemerintah untuk menghidupkan Pasar Beringharjo hingga malam hari dikarenakan laporan yang menyebutkan bahwa kebanyakan wisatawan yang datang di Yogya pada sore hingga malam hari sehingga tidak memiliki kesempatan untuk berbelanja oleh-oleh.

"Ada yang mau belanja fashion di Beringharjo, ternyata sudah tutup," tandasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang menjelaskan bahwa pihaknya memiliki mimpi untuk menghidupkan pasar tradisional di Kota Yogyakarta selama 24 jam.

"Kita lihat tuntutan zaman. Di mana Kota Yogyakarta pertumbuhan ekonominya tinggi, kunjungan wisata meningkat, lebih-lebih menyongsong bandara baru, warga luar Yogya akan meningkat. Kita menangkap peluang tersebut. Makanya kita akan dorong Pasar Beringharjo," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved