Pendidikan

Tim Robot UGM Sukses Raih Medali Emas dan Perak di Kontes Robot Internasional

Mereka menjadi menjadi juara dalam kategori lomba robot berkaki atau fire fighting pada 6-8 April kemarin.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
ist
Tim Robot UGM berhasil menyabet medali emas dan perak dalam kontes robot internasional di Oosting Gymanasium, Trinity College Ferris Athletic Center, Hartforf Connecticut, Amerika Serikat. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim Robot UGM berhasil menyabet medali emas dan perak dalam kontes robot internasional di Oosting Gymanasium, Trinity College Ferris Athletic Center, Hartforf Connecticut, Amerika Serikat.

Mereka menjadi menjadi juara dalam kategori lomba robot berkaki atau fire fighting pada 6-8 April kemarin.

Adapun Tim Robot UGM terdiri dari Atin Yudi Wibowo (Diploma Teknik Elektro Sekolah Vokasi UGM, sebagai Ketua Tim), Adien Gumilang (S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik UGM), Dani Setyawan (S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM), Habib Astari Adi (S1 Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas MIPA UGM).

Dekan Sekolah Vokasi UGM, Dr Wikan Sakarinto, yang juga selaku dosen pembimbing saat dihubungi baru-baru ini menceritakan bahwa dirinya tidak menyangka bahwa Tim Robot UGM berhasil menorehkan prestasi dalam ajang tersebut.

Pasalnya mereka banyak mengalami hambatan saat mengikuti kompetisi ini, salah satunya kaki robot harus patah setelah keluar dari bagasi pesawat.

Diceritakan Wikan, dalam perjalannya mereka terkendala petugas imigrasi US di Abu Dabi.

Koper yang dibawa tim UGM dan berisi dua robo tidak diperkenankan masuk ke dalam kabin.

Petugas imigrasi memaksa agar koper itu masuk ke dalam bagasi pesawat.

Wikan menuturkan, Meski ditempel stiker fragile, hal itu tetap tidak bisa memastikan koper berisi robot itu terlempar, tertumpuk dan terbentur saat di bagasi pesawat.

Ternyata kekhawatiran mereka terjadi, dan sesampainya di Amerika salah satu bagian robot ada yang patah. Karena hari pertandingan hanya bersisa hitungan jam, maka mereka mengakali kerusakan itu dengan lem.

"Saya menyemangati mereka, moga-moga lemnya membawa berkah. Pokoknya dilem dan dipanaskan dengan hair dryer. Saya minta anak-anak tetap pede buat tampil maksimal besoknya," cerita Wikan.

Ternyata tantangan yang diterima tim UGM tidak berhenti di situ saja.

Keesokan harinya, Tim Robot UGM sempat panik lantaran ada peraturan agar robot yang mengikuti perlombaan harus mengikuti tiga kali uji gelombang suara secara acak dengan kondisi robot masih dinyalakan.

Mereka harus berpikir keras dan mengeluarkan segenap energinya untuk mengatasi masalah ini. Pasalnya mereka belum pernah menemukan aturan yang sama selama mengikuti perlombaan.

Dan apabila tidak lolos uji tersebut maka dipastikan robot dari Indonesia tidak bisa ikut lomba.

Dengan waktu yang dibatasi, mereka terpaksa membongkar pasang sensor suara. Para mahasiswa melakukan riset, eksperimen dan bongkar pasang saat itu juga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved