UGM Lepas Liar Sidat

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM melepasliarkan ribuan ekor ikan sidat (Anguilla Sp) belum lama ini.

Pelepasliaran ikan sidat di beberapa sungai di DIY ini merupakan bagian dari upaya menjaga dan pengayaan populasi.

Sukardi, Dosen Departemen Perikanan UGM, menjelaskan keberadaan ikan ini semakin sulit ditemukan di alam karena populasinya semakin menurun.

Ia merenangkan, penurunan populasi ikan sidat ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penangkapan yang semakin intensif, penurunan kualitas habitat tempat hidup, hingga banyaknya bendungan atau bangunan melintang di sungai yang merupakan jalur migrasi sidat.

Sampai saat ini pun ikan yang juga disebut pelus ini belum dapat dikembangbiakan sehingga benihnya masih tergantung dari alam.

Bekerja sama dengan dengan PT Iroha Sidat Indonesia, mereka melepasliarkan sebanyak 160 kg sidat muda dengan ukuran rata-rata 20 gram per ekor di sungai-sungai yang berada di DIY.

Dan pelepasliaran ini sudah di tahun ketiganya.

Seperti pelepasliaran di Kabupaten Bantul dilakukan di Bendungan Blawong, Bendungan Puton, Bendungan Bendo, dan Bendungan Tegal.

Sementara di Kabupaten Kulonprogo masing-masing dilakukan di Sungai Progo, Desa Salamrejo, Bendung Jelok Sentolo, Sungai Serang masing-masing di Desa Clereng dan Secang.

"Pelepasliaran dilakukan untuk pengkayaan populasi, dan diharapkan sidat yang telah dilepas tidak ditangkap terlebih dahulu agar dapat menjadi induk dan menghasilkan anakan yang lebih banyak," ucapnya.

Sementara itu, Direktur PT Iroha Sidat Indonesia, J Soetanto, mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kerja sama dengan UGM dan berbagai pihak untuk terus berupaya mengembalikan populasi sidat di alam.

Hal ini juga telah menjadi komitmen dari perusahaan dalam upaya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, terutama ikan sidat. (*)