Setelah 30 Tahun, Pesawat Legendaris TNI AU, T-34 Charlie Akhirnya Dipurnatugaskan
Pesawat T-34 Charlie, salah satu pesawat legendaris Sekbang TNI di Lanud Adisucipto selama 30 tahun kini dipurnatugaskan
Penulis: rid | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pesawat T-34 Charlie, salah satu pesawat legendaris yang biasa digunakan untuk operasi pendidikan Sekolah Terbang (Sekbang) TNI di Lanud Adisucipto selama 30 tahun kini dipurnatugaskan.
Adapun dalam mempurnatugaskan pesawat tersebut dilakukan dengan upacara tradisi di Hanggar 2, Wingdik Terbang Lanud Adisucipto tadi sore, Selasa (3/4/2018).
Dalam upacara yang bertajuk 'Farewell Charlie', dihadiri pula oleh puluhan anggota TNI AU Lanud Adisucipto, siswa Sekbang, dan beberapa pejabat utama di Lanud Adisucipto.
Adapun upacara tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Lanud (Danlanud) Adisucipto, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Ir Novyan Samyoga MM.
Baca: Duh! Tiduran di Tiga Baris Kursi Pesawat, Wanita Ini Bikin Penumpang Lain Emosi
Dalam sambutannya, Danlanud menjelaskan sejarah mengenai pesawat buatan amerika tersebut sejak kedatangannyanya ke Indonesia, sampai kiprahnya dalam melahirkan elang-elang dirgantara atau Pilot Militer pengawal Kedaulatan Negara di udara.
Lebih lanjut, Danlanud mengungkapkan bahwa pesawat yang sudah dipergunakan sejak tahun 1979 ini memiliki nilai historis tinggi bagi ratusan Pilot Militer.
"Pesawat T-34 Charlie ini memiliki makna ketangguhan dan kekuatan dirgantara. Selain itu juga memiliki jasa yang sangat besar dalam melahirkan penerbang penerbang militer. Oleh karenanya sudah semestinya kita menghargai jasa-jasanya saat digunakan untuk berlatih selama ini," katanya.

Dijelaskannya, meski pesawat tersebut telah dipurnatugaskan, Danlanud mengharapkan siswa Sekbang untuk tetap tidak meninggalkan semangat saat mengoperasikan pesawat T-34 Charlie.
Baca: Apakah Kabar Pesawat N219 Nurtanio yang Jadi Kebanggaan Presiden Jokowi?
"Harus kita sadari juga, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan yang begitu pesat. Oleh karenanya, kita dituntut untuk mengaktualisasikan diri terhadap perkembangan iptek saat ini dan juga mampu beradaptasi dengan generasi pesawat yang baru," ulasnya.
"Diharapkan juga untuk tetap menggelorakan semangat yang terus diberlakukan di pesawat yang akan dioperasikan selanjutnya," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)