Lipsus Penonaktifkan PTS di Yogya
Perlu Ada Deteksi Dini Sebelum PTS 'Tidak Sehat' Ditutup
Sebelum ada penutupan, akan lebih bijak jika persoalan sudah dideteksi dari awal.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Tiga Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta dinyatakan dinonaktifkan.
Adapun tiga PTS yang dinyatakan nonaktif ini adalah Akademi Ganesa Maritim Yogyakarta, Akademi Komunikasi Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mitra Indonesia.
Rektor Universitas Widya Mataram, Prof Edy Suandi Hamid pun ikut angkat berbicara soal penonaktifan tersebut.
Ia menyebut tiga PTS tersebut memang sudah tidak aktif sejak lama.
"Jadi tinggal izin dan tak ada aktivitas. Jadi sebaiknya memang ditutup," ujarnya pada Tribunjogja.com.
Penutupan perguruan tinggi swasta bisa jadi dilakukan karena menghadapi masalah.
Hal lainnya, penutupan bisa terjadi karena tata kelolanya tidak baik.
Sehingga mungkin tidak ada peminat dan akhirnya tutup.
Sebelum ada penutupan, lanjutnya, akan lebih bijak jika persoalan sudah dideteksi dari awal.
Maka, Kopertis bisa melakukan pembinaan-pembinaan lembaga pendidikan itu supaya bisa sehat kembali.
"Jadi memang harus ada deteksi dini dan kemudian dibina," usulnya.
Jika dalam deteksi ini bisa dibantu dan ada pendampingan ke PTS tersebut, imbuhnya, bisa melibatkan PTS yang bagus untuk membina.
Karena, Kopertis memiliki keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, ia mengusulkan harus ada reward dan punishment.
Sanksi harus tegas tetapi dalam semangat membina agar tidak ada lagi PTS yang tidak sehat dan akhirnya ditutup di Kopertis V ini.
"Kalau sudah akut seperti ini dan tak mungkin lagi dibina, sebagai solusi, ya memang harus ditutup. Sudah betul langkah menutup ini, karena kalau dipaksakan berjalan, tak profesional pengelolaannya," sambungnya. (*)