Sharp Bangun Sistem Panel Surya di Pusat Reintrduksi Orangutan Kaltim
Sharp memasang enam unit solar panel yang mampu menghasilkan 1400 watt energi listrik di Samboja Lestari, Kalimantan Timur
Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Habitat yang makin menyusut karena kawasan hutan hujan yang berubah fungsi sebagai lahan perkebunan dan pertambangan serta adanya penebangan liar, merupakan beberapa penyebab menyusutnya jumlah Orangutan di Kalimantan Timur ini.
Akibat deforestasi ini, Orangutan terpaksa menjelajah ke luar habitat dan berusaha bertahan hidup di luar habitat mereka seperti dengan masuk ke ladang perkebunan yang akhirnya dipandang sebagai ancaman hingga dianggap sebagai hama dan harus dibunuh.
Perburuan dan perdagangan Orangutan pun menjadi alasan lain semakin berkurangnya jumlah Orangutan di dunia.
Pada tahun 2016 Orangutan masuk ke dalam klasifikasi hewan yang sangat terancam punah (Critically Endangered) dalam The International Union for Conservation of Nature( IUCN ).
Walaupun sudah dilindungi oleh hukum international dan masuk dalam Appendix I dari daftar Convention on International Trade In Endangered Species (CITES) yang melarang dilakukannya perdagangan Orangutan, namun faktanya masih banyak saja bayi Orangutan yang diperjualbelikan.
Bersama dengan Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation, PT Sharp Electronics Indonesia melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat luas melalui komunitas Sharp Greenerator, sebuah komunitas anak muda yang peduli lingkungan untuk ikut menjaga dan melestarikan Orangutan dengan cara memberikan informasi seputar Orangutan dan habitatnya.
Tidak hanya itu Sharp pun secara berkelanjutan mengadopsi 3 Orangutan bernama Kopral, Shelton, dan Sura, dimana ketiganya memiliki cacat fisik akibat ulah manusia.
Di awal tahun 2018, sebagai kontribusinya kepada pelestarian Orangutan, melalui Program Solar Panel Project, Sharp mengunjungi Samboja Lestari, satu dari beberapa pusat rehabilitasi dan reintroduksi Orangutan milik BOS Foundation.
Di lokasi ini Sharp memasang enam unit solar panel yang mampu menghasilkan 1400 watt energi listrik.
Melalui prinsip photovoltaic, keenam solar panel yang terbuat dari bahan semiconductor ini akan menyerap cahaya matahari kemudian mengkonversikan energi dari cahaya matahari tersebut menjadi energi listrik yang dapat langsung digunakan untuk menunjang kegiatan dalam baby house.
“Ini adalah project kedua yang dilakukan oleh Sharp untuk menunjang pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Melalui Solar Panel Project, Sharp membantu menyediakan tenaga listrik dengan memanfaatkan energi baru terbarukan yaitu sinar matahari. Kami sangat menyadari keberadaan Orangutan yang semakin berkurang jumlahnya, semoga dengan kegiatan ini Sharp dapat membantu agar di masa yang akan datang Orangutan masih tetap ada dan menjadi harta keanekaragaman hayati kebanggaan bangsa Indonesia”, ungkap Pandu Setio selaku PR, CSR & Promotion Manager PT Sharp Electronics Indonesia.
Di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Orangutan dewasa dan balita hasil temuan dan sitaan dari bermacam lokasi seperti sirkus hingga perumahan, dilatih untuk menjadi liar kembali.
Mereka diajarkan keterampilan memanjat pohon, membangun sarang, mencari pakan alami, serta mengenali hewan predator hingga pada akhirnya siap untuk dilepasliarkan kembali ke hutan.
Orangutan memiliki DNA 97% mirip dengan manusia, yang menyebabkan mereka bisa tertular penyakit dari manusia.
Bayi Orangutan membutuhkan perawatan ekstra untuk perlindungan ini.