Sempat Pinjam Laptop Walimurid, SMPN 6 Yogya Akui Siap Laksanakan UNBK Mandiri
Untuk tetap bisa melaksanakan UNBK, SMPN 6 Yogyakarta menjalin kerjasama dengan UGM dan SMK N 3 Yogyakarta.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- SMP N 6 Yogyakarta siap melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK pada 23-26 April mendatang.
Rencananya, SMP N 6 Yogyakarta akan meminjam 40 laptop milik SMK N 3 Yogyakarta.
Bayu Margana, Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Yogyakarta mengatakan sekolah hanya memiliki 60 komputer dan laptop.
Untuk tetap bisa melaksanakan UNBK, SMPN 6 Yogyakarta menjalin kerjasama dengan UGM dan SMK N 3 Yogyakarta.
"Peserta UNBK besok ada 234, sementara sekolah hanya memiliki 60 komputer dan laptop. Kami kerjasama dengan UGM, bisa pinjam 14 laptop, lalu dengan SMK N 3 Yogyakarta bisa pinjam 40, lalu ada sumbangan alumni 10," kata Bayu.
Bayu mengatakan dengan beberapa kerjasama tersebut SMPN 6 Yogyakarta bisa melaksanakan UNBK.
Ia mengatakan untuk bisa melakukan UNBK dalam dua sesi memerlukan paling tidak 120 komputer dan laptop.
Meskipun bisa melakukan UNBK mandiri, selama simulasi ujian SMPN 6 Yogya masih harus meminjam laptop walimurid.
Jumlah pinjaman tahun ini ada 50 laptop.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 80, maka tahun ini jauh lebih sedikit.
"Selama simulasi masih pinjam laptop walimurid dulu. Tahun ini pinjam 50. Tahun lalu lebih banyak, pinjam 80 malahan," terangnya.
Menurutnya tidak mudah meminjam laptop milik walimurid.
Tidak semua wali langsung setuju.
Selain itu, laptop wali juga berbeda merk dan jenis, belum tentu bisa digunakan untuk UNBK.
"Kami lakukan sosialisasi. Ada wali yang langsung setuju demi kelancaran UNBK, ada yang butuh waktu baru setuju. Laptop juga merk dan jenis beda-beda, belum tentu bisa digunakan," kata Bayu.
Hal serupa juga dikatakan oleh Marsono, Kepala Sekolah SMPN 14 Yogyakarta, meskipun saat ini komputer sekolah sudah cukup.
Meminjam laptop wali juga tidak mudah.
Butuh keikhlasan dari orangtua, karena laptop digunakan bersama-sama.
"Pinjam laptop wali jangan dianggap gampang. Butuh keikhlasan orangtua, karena laptop kan nanti digunakan bersama," kata Marsono.
Lidya Puspa, Proktor Utama sekaligus guru TIK SMPN 14 Yogyakarta mengatakan tidak mudah melakukan setting pada laptop yang berbeda.
Ia juga harus sering mengecek laptop supaya tidak error.
"Kalau merk dan seri beda settingnya juga susah, karena kan harus disesuaikan. Harus sering dicek juga, biar tidak error saat dipakai," kata Lidya.
Menurutnya UNBK cenderung praktis jika dibandingkan dengan ujian kertas.
Namun Ia harus sering lembur karena ada sinkronisasi.
"Lebih praktis kalau pakai komputer. Daftar, berita acara, semua sudah ada, lebih praktis. tetapi ya sering lembur karena harus cek komputer dan sinkronisasi juga" terang Lidya. (*)