Guru Perlu Mengetahui Gaya Belajar Muridnya

Penelitian disertasi dilakukan melalui penelitian awal yang dilakukan melalui survey secara online dan offline.

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Dok Humas
Mashoedah mendapatkan ucapan selamat setelah menyelesaikan ujian terbuka promosi Doktor program Joint Degree, Selasa (27/3/2018) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Universitas Negeri Yogyakarta menggelar ujian terbuka promosi Doktor program Joint Degree Program Studi S3 Pendidikan Teknologi Kejuruan (PTK) Universitas Negeri Yogyakarta dan Technische Universitat Dresden (TUD) Jerman, Selasa (27/3/2018).

Mashoedah yang menyusun disertasi ini memilih judul Pengembangan Media Pembelajaran yang terintegrasi dengan Instrumen Gaya Belajar untuk Program Studi Elektronika Industri di SMK.

Dengan disertasi ini, Mashoedah memiliki tujuan mengembangkan sebuah media pembelajaran yang terintegrasi dengan instrumen gaya belajar.

Penelitian disertasi dilakukan melalui penelitian awal yang dilakukan melalui survey secara online dan offline.

Survey secara online difasilitasi oleh www.unipark.de saat program join degree dilaksanakan di TU dresden Jerman, dan dilanjutkan melaksanakan survey secara offline pada guru-guru SMK di DIY melalui angket quesioner.

Baca: Teliti Kajian Flooding Reaktor Nuklir, Pria Ini Raih Gelar Doktor dari UGM

Ia menjelaskan, keunikan gaya belajar siswa belum menjadi perhatian penting bagi sebagian besar pengajar.

Hal ini diindikasikan dengan cara mengajar mereka di kelas.

Dibeberkanya, secara umum yang dilakukan guru ketika memulai pengajaran di kelas di awal semester adalah memulai dengan perkenalan, membicarakan materi yang akan di pelajari dan kemudian langsung memulai materi pelajaran.

"Keunikan gaya belajar siswa masih hanya sekedar tataran pengetahuan bagi pengajar namun belum pada implementasi strategi dalam mengajar. Masih sedikit pengajar memulai pembelajaran dengan menggali informasi tentang gaya belajar siswa," terangnya.

Menurutnya pengajar saat ini perlu mengetahui gaya belajar siswa ketika memulai proses pembelajaran.

Hal itu karena dengan mengetahui gaya belajar siswa maka seorang pengajar dapat menentukan metode, proses dan media pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran.

Baca: Workshop Perempuan Menulis Jadi Wadah Belajar untuk Penulis Perempuan

"Untuk mengetahui gaya belajar siswa diperlukan sebuah instrumen gaya belajar. Dan instrumen gaya belajar yang dipilih untuk diintegrasikan dalam perangkat lunak instruksional adalah Barsch Learning Style Inventory (BLSI)," ujarnya.

Dijelaskannya, sebagian besar penggunaan instrumen gaya belajar dilakukan dengan memberikan quesioner dalam bentuk hardcopy kepada siswa dan juga sebagian dilakukan secara online, atau bahkan hanya berupa sebuah data pengamatan oleh guru terhadap setiap siswa tentang apa yang di sukai dan tidak disukai dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah tentang kesesuaian media pembelajaran dan gaya belajar siswa, kerangka konseptual untuk memecahkan masalah penelitian adalah dengan mengintegrasikan instrumen gaya pembelajaran dalam satu set media dalam bentuk perangkat lunak instruksional.

"Secara teknis, instrumen gaya pembelajaran diletakkan di bagian awal menu perangkat lunak untuk melayani fungsi mengidentifikasi jenis gaya pembelajaran pengguna dan media yang sesuai," ujarnya.

Ia mengasumsikan, ketika media pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa, maka akan membawa dampak positif terhadap hasil belajar.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved