Bukan Bubar, Tahun 2030 Perekonomian Indonesia Justru Semakin Kuat !
Tahun 2025 Indonesia akan memimpin kawasan Asia Tenggara sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat. Posisi kedua ditempati Vietnam
TRIBUNJOGJA.com - Beberapa waktu belakangan ini heboh dengan pernyataan Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa Indonesia akan bubar pada tahun 2030 mendatang.
Pernyataan tersebut kemudian menuai berbagai macam reaksi. Ada yang pro dan adapula yang kontra.
Adapun pernyataan tersebut menurut Prabowo didasarkan pada scenario writing pihak asing.
"Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang nulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong," ujar
Prabowo di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (22/3/2018), sebagaimana dilansir kompas.com.
Berdasarkan penelusuran, pernyataan tersebut berasal dari kutipan sebuah novel fiksi berjudul 'Ghost Fleet: A Novel of The
Next World War' karya PW Singer dan August Cole, 2015.
"Itu kan fiksi," ujar Kalla sebagaimana dilansir kompas.com, ketika ditemui di Aula Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta Kamis (22/3/2018).
Namun begitu, Jusuf Kalla menyebutkan bahwa ramalan itu bisa saja terjadi, jika persatuan dan kesatuan Indonesia tidak
terjaga.
Ia mencontohkan apa yang terjadi dengan sejumlah negara yang hancur akibat perang. Karenanya Kalla mengingatkan segenap
warga bangsa untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itulah saya beri peringatan untuk tetap bersatu dan menjaga persatuan," tegas Kalla.
2030 Perekonomian Indonesia Makin Kuat
Prediksi yang berbeda diulas sejumlah lembaga keuangan ternama.
Salah satunya dalam laporan yang disusun Price Waterhouse Coopers (PWC), salah satu Lembaga Konsultan Profesional Keuangan terbesar di dunia.
Berikut rangkuman laporan yang berjudul The Long View: how will the global economic order change by 2050?
1. Perekonomian dunia meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050, jauh melebihi pertumbuhan populasi, karena
peningkatan produktivitas yang digerakkan teknologi
2. Pasar negara berkembang (E7) dapat tumbuh dua kali lebih cepat dari ekonomi maju (G7) secara rata-rata.
