Nguri-uri Kebudayaan, Warga Dusun Dlingo 1 Bantul Gelar Merti Dusun

Warga Dusun Dlingo 1, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo menggelar merti dusun 'Mbelik Dhadhap', Sabtu (17/03/2018) siang.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Warga melakukan Kirab Budaya mengelilingi dusun Dlingo 1 dalam acara Merti Dusun, Sabtu (17/03/2018) 

Laporan Reporter Tribunjogja.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dalam rangka Nguri-uri budaya di masyarakat, warga Dusun Dlingo 1, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo menggelar merti dusun 'Mbelik Dhadhap', Sabtu (17/03/2018) siang.

Ketua Panitia merti dusun Dlingo 1, M Widiwanto, mengatakan kegiatan merti dusun ini sebagai ungkapan rasa syukur karena limpahan rahmat rizki dari Tuhan yang diberikan kepada masyarakat Dlingo 1.

"Kita mendapatkan banyak rizki dari sawah dan dari tegal berupa Palawija dan aneka macam tanaman," ujar Widiwanto, Sabtu (17/03/2018).

Di samping sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, lanjut Widiwanto, merti dusun Dlingo 1 juga sebagai perekat kegotongroyongan masyarakat.

"Sehingga dusun Dlingo 1 tetap diberikan rasa aman, tenang dan damai," ungkapnya.

Dijelaskan Widiwanto, acara merti dusun ini mengundang segenap masyarakat dusun Dlingo dan sekitarnya, sebagai ungkapan kebersamaan.

Acara diawali pada hari Jumat kliwon, dengan memetik padi bersama-sama dengan upacara adat.

"Habis salat Jumat ada kenduri, rasulan bersama tetangga dusun sebanyak 180 orang," tutur Widiwanto.

"Acara puncaknya, hari Sabtu (17/03/2018) ini, merti dusun dengan Kirab Budaya memuji keagungan Tuhan. Menampilkan 12 macam seni budaya," imbuh dia.

Iringan Kirab Budaya itu tampak mengelilingi Dusun Dlingo 1 sepanjang 2 kilometer.

Menariknya, dalam acara merti dusun ini juga dilakukan penyiraman pohon dhadhap oleh Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.

Penyiraman air ke pohon dhadhap supaya masyarakat mengenang, arti pentingnya pohon dhadhap yang telah memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat.

"Jadi, zaman dahulu disekitar mbelik (umbul air) banyak ditumbuhi pohon dhadhap dan karena pembangunan, pohon itu mulai dipangkas habis. Dan tahun lalu, kita mulai menanam pohon dhadhap lagi," terangnya.

Usai penyiraman pohon dhadhap, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan perebutan gunungan yang berisi aneka macam sayuran.

Rebutan gunungan berlangsung cukup meriah meski diwarnai hujan deras yang mengguyur, Sabtu (17/03/2018) siang. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved